IHSG Anjlok 7,71 Persen! Ini Daftar Saham Pembagi Dividen yang Disarankan Analis

Selasa 08 Apr 2025, 14:37 WIB
IHSG tercatat mengalami koreksi tajam hingga 7,71% pada sesi I perdagangan BEI, memicu mekanisme trading halt. (Sumber: Pinterest)

IHSG tercatat mengalami koreksi tajam hingga 7,71% pada sesi I perdagangan BEI, memicu mekanisme trading halt. (Sumber: Pinterest)

VP Marketing, Strategy & Planning dari Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyatakan bahwa tekanan terhadap IHSG kemungkinan masih berlanjut dalam jangka pendek. Namun demikian, pihaknya memperkirakan IHSG akan mampu bertahan di atas level support psikologis 6.000.

“Estimasi kami IHSG mampu bertahan di atas level support psikologis 6.000, dengan asumsi ditopang perubahan ARB menjadi 15 persen untuk seluruh fraksi,” jelas Oktavianus.

Saham-Saham Potensial di Tengah Koreksi Pasar

Dalam situasi pasar yang volatil seperti saat ini, investor disarankan untuk lebih selektif. Berikut beberapa kriteria saham potensial menurut analis:

  1. Saham bluechip yang terkoreksi dalam namun memiliki fundamental kuat, seperti sektor perbankan, telekomunikasi, dan konsumer.
  2. Saham BUMN yang rutin membagikan dividen tinggi setiap tahun.
  3. Saham defensif, seperti perusahaan utilitas, makanan-minuman, dan farmasi.
  4. Saham dengan PBV (Price to Book Value) dan PER (Price to Earnings Ratio) rendah.

Strategi Investasi Jangka Menengah: Gunakan Dana Menganggur

Investor yang memiliki dana tidak terpakai untuk jangka menengah (1-2 tahun) disarankan untuk mengalokasikan portofolio secara bertahap ke saham-saham yang:

  • Sudah terkoreksi dalam,
  • Punya rekam jejak konsisten dalam membukukan laba,
  • Punya potensi rebound saat sentimen pasar membaik.

Investasi jangka menengah hingga panjang dinilai lebih aman dibandingkan spekulasi jangka pendek saat volatilitas tinggi.

Koreksi IHSG sebagai Peluang, Bukan Ancaman

Meskipun penurunan IHSG hingga 7,71% terlihat mengkhawatirkan, banyak analis sepakat bahwa ini bukanlah akhir dari pasar saham Indonesia. Sebaliknya, koreksi ini dapat menjadi momentum akumulasi bagi investor yang berpandangan jangka panjang dan mengincar saham berkualitas.

Dengan pendekatan yang disiplin, riset yang mendalam, serta diversifikasi portofolio, gejolak pasar seperti ini bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan strategis untuk meningkatkan nilai investasi dalam jangka panjang.

Baca Juga: Update Pencairan Saldo Dana Bantuan PIP Tahap 1 2025! Siswa SD, SMP, dan SMA Bisa Dapat Mulai Rp225.000 hingga Rp900.000, Cek Sekarang!

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa penyebab utama IHSG anjlok pada April 2025?

IHSG turun karena kombinasi sentimen negatif global, penundaan kebijakan tarif impor AS, dan pelemahan indeks saham regional.

2. Apa itu trading halt?

Trading halt adalah penghentian sementara perdagangan oleh BEI saat IHSG turun lebih dari ambang batas tertentu, untuk meredam kepanikan.

3. Apakah saat ini waktu yang tepat untuk beli saham?

Menurut analis, investor jangka menengah bisa mulai mengakumulasi saham dividen tinggi dan fundamental kuat, terutama yang mengalami penurunan tajam.

4. Apa saham yang direkomendasikan untuk kondisi seperti ini?

Saham-saham yang rutin membagikan dividen, BUMN, serta saham sektor konsumer, perbankan, dan telekomunikasi dengan valuasi menarik.

5. Apa itu ARB 15 persen?

Berita Terkait

News Update