JENEPONTO, POSKOTA.CO.ID - Sebuah rumah di Dusun Embo, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) dirusak oleh massa.
Viral di media sosial aksi perusakan rumah panggung oleh sejumlah massa pada Sabtu, 5 April 2025 malam hari.
Melansir dari akun Instagram @fakta.indo mengunggah video sebauh rumah diamuk massa dengan dilempari sejumlah barang seperti batu dan lainnya.
Rumah tersebut diketahui miliki FR, 45 tahun diamuk massa karena gagalnya memberikan uang panai dalam prosesi lamaran anak tirinya, MK.
Baca Juga: Perusak Kaca Bus Transjakarta di Lenteng Agung Ditangkap Polisi
Uang panai yang diminta yakni senilai Rp100 juga yang akan diberikan kepada calon pengantin perempuan, PR dan gagal untuk diberikan.
Menurut informasi yang beredar, MK baru saja melamar kekasihnya, PR yaki warga Jalan Kelara, Kecamatan Binamu.
Dalam proses lamaran itu, kedua pihak telah sepakat terkait uang panai senilai Rp100 juta hingga batas waktu yang juga telah disepakati.
Namun, batas waktu telah lewat uang panai tidak kunjung diberikan kepada keluarga calon pengantin perempuan. Bahkan, diduga MK pergi meninggalkan kampung tersebut.
Baca Juga: Dua Penyebar Video Pengrusakan Truk di SPBU Tangerang Ditangkap Polisi
Mendapatkan hal itu, keluarga perempuan akhirnya marah dan merasa terhina. Hingga akhirnya, kemarahan menimbulkan aksi perusakan yang dilakukan oleh sejumlah massa.
Dalam video tampak sejumlah orang yang diduga dari keluarga perempuan itu merusak rumah milik FR hingga videonya viral di media sosial.
"Rumahnya sudah hancur, telepon saja keluargamu rumah sudah hancur," kata seorang perempuan di dalam video.
Polisi Turun Tangan
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu Pelaku Pengrusakan dan Pembubaran Diskusi Diaspora
Kapolsek Tamalatea, Iptu Suardi mengonfirmasi adanya kejadian itu yang terjadi sekitar pukul 21.30 WITA.
Suardi mengatakan pihaknya mendapatkan laporan dari korban terkait aksi peruskan untuk segera ditindaklanjuti.
"Secara sepihak diduga membatalkan niat membawa uang panai. Setelah dikonfirmasi, laki-laki sudah tidak ada di kampung dan membuat keluarga perempuan merasa malu," kata Suardi.