Prompt teknis:
“Bagaimana kebijakan moneter kuantitatif memengaruhi fluktuasi indeks harga konsumen (IHK)?”
8. Gunakan Kalimat Aktif
AI lebih mudah memahami struktur kalimat aktif. Hindari bentuk pasif yang bertele-tele.
Kalimat aktif:
“Grok, jelaskan mengapa program makan siang gratis di sekolah jadi kontroversial di Indonesia.”
9. Perhatikan Struktur Prompt
Struktur kalimat logis akan membantu Grok memahami alur informasi yang diminta.
Struktur ideal:
(1) Konteks → (2) Masalah → (3) Pertanyaan
10. Uji Coba dan Evaluasi
Cobalah beberapa variasi prompt untuk menemukan formula terbaik. Bandingkan hasil jawaban Grok dari versi singkat dan versi panjang prompt Anda.
11. Gunakan Fitur Bawaan Grok
Grok kini hadir terintegrasi di platform X.com. Fitur-fitur seperti thread-aware prompt dan topik trending memudahkan Anda mengembangkan diskusi atau membuat AI merespons berdasarkan tren real-time.
12. Jaga Etika dan Kesopanan
Meskipun Grok memiliki gaya yang sarkastik dan satir, tetap perhatikan norma etika. Hindari menyisipkan ujaran kebencian, hoaks, atau konten yang bisa memicu misinformasi publik.
Baca Juga: Tak Diberi Uang, Anak di Madina Nekat Bakar Rumah Orang Tuanya
Grok AI: Di Antara Teknologi dan Satire Politik
Grok hadir bukan hanya sebagai pesaing ChatGPT, Gemini AI, atau Claude AI, tetapi juga sebagai AI yang membawa dimensi opini sosial-politik dengan gaya yang nyentrik. Dalam beberapa kasus, jawaban Grok dinilai berani, mengkritik tanpa tedeng aling-aling.
Namun demikian, sebagai pengguna, publik harus bijak. AI tetaplah produk yang merespons berdasarkan data, logika algoritmik, dan konteks yang disediakan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap cara menyusun prompt menjadi aspek penting dalam penggunaan AI secara produktif.
Fenomena Grok AI di X.com mencerminkan masa depan interaksi manusia dengan kecerdasan buatan: lebih lugas, satir, dan reflektif. Bagi pengguna yang ingin memaksimalkan manfaat dari AI ini, menyusun prompt dengan strategi yang tepat adalah kunci utama.