Grok merespons secara optimal terhadap kalimat yang padat, lugas, dan tidak berbelit. Gunakan struktur kalimat yang mudah dicerna, hindari jargon teknis kecuali dibutuhkan, dan batasi penggunaan metafora ambigu.
Contoh prompt buruk:
“Menurut kamu, bagaimana ya kira-kira jika Indonesia di masa depan suatu hari punya skenario ekonomi yang agak kacau?”
Contoh prompt baik:
“Bagaimana Grok memprediksi kondisi ekonomi Indonesia jika nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar?”
3. Sertakan Konteks Relevan
Konteks membantu AI memahami ruang lingkup pertanyaan. Jika Anda ingin Grok menjawab tentang kebijakan Indonesia, berikan latar belakang, periode waktu, atau tokoh kunci terkait.
Contoh:
“Pasca keputusan Amerika menetapkan tarif 32% pada komoditas asal Indonesia, apakah strategi hilirisasi masih relevan?”
4. Gunakan Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan yang tidak terbatas pada “ya/tidak” membuka peluang Grok memberikan respons yang lebih naratif dan tajam.
Contoh pertanyaan terbuka:
“Menurut Grok, tantangan utama BRICS dalam mengimbangi dominasi G7 adalah apa?”
5. Periksa dan Koreksi Prompt
Kesalahan penulisan atau struktur kalimat dapat mengaburkan maksud prompt. Pastikan Anda melakukan proofreading singkat sebelum mengirimkannya ke Grok.
6. Gunakan Contoh yang Spesifik
Grok akan lebih akurat merespons jika Anda memberikan ilustrasi atau skenario nyata dalam prompt.
Contoh:
“Jika Indonesia meniru kebijakan hilirisasi mineral seperti Bolivia, apakah strategi tersebut bisa berhasil di pasar global?”
7. Tentukan Tingkat Kesulitan
Gunakan istilah teknis hanya jika dibutuhkan. Jika Anda menginginkan jawaban yang dapat dimengerti oleh orang awam, pilihlah bahasa sederhana.
Prompt sederhana:
“Apa itu inflasi dan bagaimana cara menekannya?”