Viral Makna Tersembunyi di Balik Tren Velocity TikTok, Apa Artinya dan Kenapa Disebut Mirip Simbol Agama?

Sabtu 05 Apr 2025, 21:29 WIB
Gerakan tangan Velocity yang dianggap menyerupai simbol mistik menjadi sorotan netizen Muslim selama Ramadhan 2025. (Sumber: Tiktok)

Gerakan tangan Velocity yang dianggap menyerupai simbol mistik menjadi sorotan netizen Muslim selama Ramadhan 2025. (Sumber: Tiktok)

Seiring viralnya tren ini, muncul perdebatan di kalangan warganet Muslim. Beberapa pengguna menyatakan bahwa simbol tangan yang digunakan menyerupai lambang okultisme atau penyembahan setan. Akun TikTok @eatendust dan beberapa pengguna Twitter seperti @irsyahan menyampaikan pendapat bahwa gerakan Velocity tidak hanya estetik, namun membawa makna tersembunyi.

Salah satu klaim menyebut bahwa kata "Velocity" berasal dari bahasa "Kuvukiland" yang berarti "aku setan", meskipun informasi ini tidak terbukti secara linguistik atau akademik. Namun, anggapan ini cukup menyebar dan membuat sebagian pengguna mempertanyakan etika mengikuti tren ini, terutama selama bulan suci Ramadhan.

Simbol Tanduk dan Isyarat Mistik

Gerakan tangan dalam tren Velocity yang menyerupai tanduk sering dikaitkan dengan lambang Cornuto atau "Horned God", dewa dalam mitologi pagan yang sering diasosiasikan dengan kekuatan sihir dan mistik.

Dalam konteks simbolisme okultisme, gerakan ini bisa dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada kekuatan gelap atau kelompok tertentu. Beberapa pandangan ekstrem bahkan menganggapnya sebagai bentuk kutukan jika diarahkan kepada seseorang.

Selain itu, simbol ini sering muncul dalam budaya pop Barat, terutama dalam aliran musik rock dan metal. Namun, penggunaannya dalam platform seperti TikTok memunculkan dilema baru: apakah replikasi simbol ini termasuk dalam tindakan tanpa sadar meniru praktik yang bertentangan dengan nilai keagamaan?

Pandangan Islam Mengenai Peniruan Simbol

Dalam ajaran Islam, peniruan terhadap simbol dan praktik dari kelompok lain, terutama yang bertentangan dengan nilai tauhid, sangat diwaspadai. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” Hadis ini menjadi dasar bagi banyak Muslim untuk menghindari tren yang dianggap menyerupai praktik kelompok non-Islam.

Respons Warganet: Antara Tren dan Prinsip

Respons pengguna TikTok Indonesia cukup beragam. Sebagian besar menganggap tren Velocity hanyalah hiburan visual tanpa makna religius apa pun.

Namun, ada pula yang merasa khawatir tren semacam ini digunakan tanpa pemahaman, terlebih jika gerakan dan simbol yang ditampilkan bisa mempengaruhi nilai dan identitas Muslim, terutama anak muda.

Beberapa warganet menyerukan pentingnya edukasi digital, agar pengguna tidak serta-merta mengikuti tren hanya demi popularitas, tetapi juga mempertimbangkan aspek etika dan nilai budaya.

Fenomena Tren Viral: Di Mana Garis Batasnya?

Fenomena tren seperti Velocity bukan pertama kalinya menimbulkan kontroversi. Sebelumnya, beberapa filter, tantangan, dan gaya berpakaian juga mendapat kritik karena dianggap tidak sesuai dengan nilai moral masyarakat tertentu.

Namun, di era digital, kecepatan persebaran informasi membuat perdebatan semacam ini menjadi bagian dari dinamika budaya pop global.

Tren Velocity yang viral selama Ramadhan 2025 mencerminkan kompleksitas era digital: antara hiburan, budaya global, dan nilai lokal.

Berita Terkait

News Update