POSKOTA.CO.ID - Mudik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia, terutama menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Setiap tahunnya, jutaan perantau dari berbagai kota besar berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.
Tradisi mudik ini sendiri sudah mendarah daging di Indonesia dan menjadi momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat.
Namun, pernahkah Anda bertanya sejak kapan tradisi mudik ini ada? Dan mengapa mudik menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia?.
Baca Juga: Anti Mual! Ini 9 Cara Alami Cegah Mabuk Perjalanan Saat Mudik
Sejarah Tradisi Mudik di Indonesia
Sebagaimana dilansir dari kanal YouTube Kok Bisa?, mudik kerap dikaitkan dengan kepadatan lalu lintas di jalan tol, antrean panjang di stasiun, hingga pemudik bermotor yang membawa barang bawaan berlebih.
Namun, sejarah mencatat bahwa tradisi mudik telah ada sejak zaman Majapahit. Pada masa itu, mudik dilakukan menjelang panen raya, bukan Idul Fitri.
Bahkan, perjalanan pulang ke kampung halaman kala itu sering kali ditempuh dengan berjalan kaki.
Sejarawan Jacob Sumarjo menyebut bahwa istilah "mudik" berasal dari bahasa Jawa ngoko "mulih dilik", yang berarti "pulang sebentar".
Istilah ini menggambarkan bahwa para pemudik hanya kembali untuk waktu singkat sebelum kembali merantau.
Sementara itu, sejarawan Betawi Ridwan Saidi berpendapat bahwa kata "mudik" berasal dari frasa "menuju udik", yang berarti kembali ke kampung halaman di daerah pedalaman.