POSKOTA.CO.ID — Naturalisasi pemain sepak bola untuk Timnas Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan Shin Tae Yong hingga Patrick Kluivert terus mengandalkan pemain keturunan untuk memperkuat skuad Garuda.
Sejarah naturalisasi pemain di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak era 1950-an. Arnold van der Vin menjadi pemain pertama yang dinaturalisasi, namun kebijakan anti-Belanda menghentikan kiprahnya pada tahun 1954.
Setelah itu, naturalisasi pemain sempat terhenti selama beberapa dekade. Baru pada tahun 2010, Cristian Gonzales membuka kembali peluang bagi pemain asing untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Keberhasilan Gonzales di lapangan membuat PSSI semakin serius mempertimbangkan naturalisasi. Pada era kepemimpinan Erick Thohir, kebijakan ini semakin digencarkan untuk meningkatkan daya saing tim nasional.
Meskipun, pemain-pemain yang menjadi incaran adalah pemain-pemain keturunan atau yang memiliki darah Indonesia dari leluhurnya.
Namun tetap saja langkah ini tidak terlepas dari kritik dan perdebatan di berbagai kalangan. Sebagian pihak menilai naturalisasi menghambat kesempatan pemain lokal untuk berkembang di level internasional.
Anggota Komisi X DPR RI, Mercy Chriesty Barends, mengingatkan agar naturalisasi tidak mengorbankan talenta muda Indonesia. “Harapan kami, anak-anak kita yang telah dilatih sejak dini tetap memiliki kesempatan emas di masa depan,” ujarnya.
Kendari demikian, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga menanggapi perdebatan ini dengan tenang. "Saya rasa pada era demokrasi, perbedaan pendapat itu dapat dimaklumi," ucapnya.
Baca Juga: Line Up dan Link Live Streaming Arsenal vs Chelsea yang Sedang Berlangsung
Erick menegaskan bahwa naturalisasi pemain dilakukan sesuai aturan yang berlaku. FIFA maupun regulasi nasional tidak melarang kebijakan ini selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan.