Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab jahiliyah juga memiliki tradisi merayakan dua hari raya yang mereka rayakan dengan sangat meriah.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa kaum jahiliyah memiliki dua hari raya yang digunakan untuk bersenang-senang.
Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau bersabda: "Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan untuk bermain. Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (Hadis riwayat Abu Daud dan An-Nasa’i).
Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad Hasyim Asy'ari dalam kitabnya, dua hari yang dirayakan oleh masyarakat jahiliyah itu disebut dengan hari Nairus dan Marjan.
Kedua hari ini biasanya digunakan untuk pesta pora, minum-minuman keras, dan menari-nari. Nairus dan Marjan adalah hari raya masyarakat Persia kuno.
Setelah turunnya kewajiban puasa bagi umat Islam, Rasulullah SAW mengganti kedua hari raya tersebut dengan Idul Fitri dan Idul Adha.
Tujuannya adalah agar umat Islam memiliki tradisi yang lebih baik dan sejalan dengan syariat yang diturunkan oleh Allah SWT.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya, yang mengutip hadis dari Abdullah bin Umar: "Barang siapa merayakan hari-hari Nairus dan Marjan serta mengikuti tradisi mereka hingga mati, maka ia akan dibangkitkan bersama mereka pada hari kiamat." (Hadis riwayat Al-Baihaqi).
Makna Idul Fitri
Hari Raya Idul Fitri bukan hanya sebagai momentum kemenangan dalam menahan diri dari makan dan minum selama bulan Ramadhan, tetapi lebih dari itu, hari raya ini merupakan hari yang penuh makna.
Pada hari tersebut, Allah SWT menjanjikan ampunan bagi umat yang melaksanakan ibadah salat Idul Fitri dengan ikhlas.
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud: "Ketika umat Nabi Muhammad melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar untuk melaksanakan salat Idul Fitri, maka Allah SWT berfirman: 'Wahai malaikat-Ku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Saksikanlah bahwa aku telah memaafkan mereka.'" (Hadis riwayat Al-Bukhari).
Pada hari itu, umat Islam yang telah berpuasa dan melaksanakan salat Idul Fitri memperoleh pengampunan dari Allah.