POSKOTA.CO.ID – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi besar yang melanda Myanmar telah melampaui 1.000 orang. Saat ini, tim penyelamat terus berupaya mencari korban selamat.
Selain itu, berbagai lembaga bantuan memperingatkan tentang respons yang ‘sangat sulit’ di tengah konflik yang terus berlanjut di negara itu.
Gempa dangkal berkekuatan 7,7 skala Richter melanda Myanmar tengah pada Jumat 28 Maret 2025 sore, dan beberapa menit kemudian diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,7 skala Richter.
Baca Juga: Gempa Myanmar, KBRI Buka Hotline Info Korban Sekaligus Pantau Perkembangan Terbaru
Melansir The Guardian, laporan saksi dan media sosial menunjukkan kerusakan parah di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, tempat bangunan, tempat ibadah, dan jalan utama hancur atau rusak.
Junta militer Myanmar mengatakan 1.002 orang tewas, 2.376 terluka, sementara 30 lainnya hilang. Enam kematian juga telah dikonfirmasi di Bangkok, ibu kota Thailand.
Tepatnya di tempat sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh yang menjebak puluhan pekerja. 26 lainnya dilaporkan terluka dan 47 masih hilang.
Pihak berwenang Thailand menggunakan pesawat nirawak yang dilengkapi dengan teknologi pencitraan termal untuk mencari korban selamat dan yakin ada indikasi sedikitnya 15 orang masih hidup.
Baca Juga: Dampak Besar Gempa Bumi Mengguncang Myanmar dan Thailand
Myanmar Umumkan Keadaan Darurat
Pimpinan Junta, Min Aung Hlaing, mengeluarkan permohonan langka untuk bantuan internasional, dan mengumumkan keadaan darurat di Myanmar yang berada pada enam wilayah yang paling parah terkena dampak.
Direktur negara Program Pangan Dunia, Michael Dunford, mengatakan, butuh beberapa hari dan minggu sebelum skala kerusakan sebenarnya akibat gempa Myanmar diketahui.
"Ini adalah ruang operasi yang sangat rumit dan sangat sulit sebelum konflik. Bencana ini hanya akan memperburuknya. Sepertiga penduduk sudah membutuhkan bantuan kemanusiaan, jumlah itu pasti akan meningkat," ujarnya.
Menurut ahli geologi AS, gempa bumi itu merupakan gempa terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad.
Baca Juga: Gempa Bumi Dahsyat Mengguncang Thailand, 80 Orang Lebih Tertimbun Reruntuhan Gedung
Bantuan dari Berbagai Negara
Dan getarannya cukup kuat untuk merusak bangunan-bangunan di seluruh Bangkok, yang berjarak ratusan mil jauhnya dari pusat gempa.
Meski pemerintah kota Bangkok mengerahkan lebih dari 100 teknisi akan memeriksa gedung-gedung di kota itu, setelah menerima lebih dari 2.000 laporan, namun kerusakan terburuk terjadi di Myanmar.
Tim penyelamat juga telah dikerahkan dan berasal dari Tiongkok dan Rusia, dua dari satu-satunya sekutu junta yang terisolasi itu.
Menurut kantor berita resmi Xinhua, tim yang beranggotakan 37 orang dari provinsi Yunnan di Tiongkok tiba di Yangon pada Sabtu pagi dengan membawa detektor gempa, drone, dan perlengkapan lainnya.
Baca Juga: Ribuan Rumah Terdampak Gempa Bumi Kertasari Kabupaten Bandung Dapat Bantuan
Kementerian tanggap darurat Rusia juga mengirim dua pesawat yang membawa 120 penyelamat dan perlengkapan, menurut laporan dari kantor berita negara Rusia, Tass.
India juga mengirim tim pencarian dan penyelamatan dan tim medis serta perbekalan, sementara Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan akan mengirim 50 orang pada Minggu 30 Maret 2025 nanti.
PBB juga telah mengalokasikan $5 juta untuk memulai upaya bantuan. Presiden Donald Trump mengatakan pada Jumat bahwa AS akan membantu dalam tanggap darurat Myanmmar tersebut.
India, Prancis, dan Uni Eropa juga telah menawarkan bantuan. Sementara WHO mengatakan sedang memobilisasi untuk menyiapkan perlengkapan cedera trauma.