Ketika Denyut Pasar Tradisional Melemah, Seharian Dagangan Yeni Sempat Tak Ada yang Beli

Jumat 28 Mar 2025, 21:31 WIB
Yeni, pedagang di Pasar Palmerah Jakarta Barat, sedang menanti pembeli. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Yeni, pedagang di Pasar Palmerah Jakarta Barat, sedang menanti pembeli. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Yeni, 53 tahun, masih setia menunggu di lapaknya di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.

Dia sibuk merapikan tumpukan kerudung yang sudah lama tak tersentuh pembeli. Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, tapi belum ada satu pun orang yang mampir ke kiosnya.

"Belum ada yang beli ini, dari sore buka belum ada yang beli," kata dia kepada Poskota, belum lama ini.

Wajahnya yang lelah semakin tampak jelas di bawah redupnya cahaya lampu pasar. Bersama sang suami, Yeni telah puluhan tahun berdagang di pasar ini.

Baca Juga: Jual Emas demi Penuhi Kebutuhan Lebaran

Dia menjual kerudung, sementara suaminya menyediakan berbagai jenis pakaian, mulai dari baju hingga celana.

Dari hasil dagangan mereka, lima anak berhasil dibesarkan. Bahkan kini sudah ada cucu yang ikut meramaikan keluarga kecilnya.

Namun, bisnis yang dulu menjadi sandaran hidup mereka, sekarang justru terasa semakin berat. Sejak pandemi Covid-19 melanda, omzetnya menurun drastis.

Pasar yang dulu ramai kini lebih sering sepi. "Dulu bisa dapat sampai Rp 500 ribu sehari. Sekarang paling Rp 100 ribu, itu juga buat makan sehari-hari," ujarnya.

Baca Juga: Manusia Gerobak Serbu Jakarta, Bisa Kantongi Rp100 Ribu Sehari

Meski belanja online semakin marak, Yeni tetap bertahan. Baginya, berjualan di Pasar Palmerah adalah bagian dari kehidupannya. "Dulu masih ada pelanggan yang beli satu lusin. Sekarang paling beli satu atau dua saja," kata dia.

Berita Terkait

News Update