Di bidang teater, ia menjadi penggagas pertunjukan Operet Papiko (1972) dan Operet Kupu-Kupu (2006), yang semakin memperkuat eksistensinya di dunia seni.
Berkat dedikasinya yang luar biasa, Titiek Puspa mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk BASF Award ke-10 untuk kategori Pengabdian Panjang di Dunia Musik pada tahun 1994.
Bahkan di usia senja, ia tetap produktif dan aktif dalam berbagai kegiatan seni, termasuk menggagas pementasan Malin Kundang sebagai bentuk kepeduliannya terhadap budaya bangsa.
Baca Juga: Mpok Atiek Dilarikan ke Rumah Sakit, Gula Darah Melonjak hingga 484
Semangat yang Tak Pernah Pudar
Meskipun sempat didiagnosis menderita kanker stadium 2 pada tahun 2009, semangatnya tak pernah surut.
Ia tetap menjalani perawatan dengan penuh optimisme, bahkan masih mampu menciptakan lagu di tengah perjuangannya melawan penyakit tersebut.
Pada tahun yang sama, ia merilis buku biografi berjudul Titiek Puspa A Legendary Diva sebagai rangkaian perayaan ulang tahunnya yang ke-70.
Keberadaan Titiek Puspa di industri hiburan Indonesia adalah bukti nyata bahwa semangat dan dedikasi bisa menjadikan seseorang sebagai legenda.
Dengan segudang prestasi dan kontribusi besarnya terhadap dunia seni, ia tetap menjadi inspirasi bagi banyak generasi.
Tak heran jika hingga kini, namanya tetap harum dan dihormati sebagai salah satu diva terbesar Indonesia.
Stanley Tulung melalui akun Instagram pribadinya. Ia mengaku terkejut seusai mendapatkan kabar bahwa sang penyanyi senior mengalami stroke saat tengah melakukan syuting di salah satu stasiun televisi.
"Bangun tidur dengar kabar kalau penyanyi senior Titiek Puspa kena stroke di Studio Trans TV," tulis Stanley yang dikutip Poskota pada Kamis, 27 Maret 2025.
