Namun, soal mudik Lebaran, Sanadi belum bisa memastikan. Jika ada rezeki lebih, dia akan pulang kampung ke Indramayu untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga. "Tergantung rezekinya, kalau ada pasti saya pulang kampung," ujarnya.
Terjaring Razia
Keberadaan manusia gerobak kembali menjadi sorotan di Jakarta selama bulan Ramadan. Satpol PP Jakarta mencatat sebanyak 35 manusia gerobak terjaring dalam razia ketertiban umum yang berlangsung sepanjang bulan puasa. Fenomena ini menjadi perhatian khusus dalam upaya menjaga ketertiban dan keamanan.
Kepala Satpol PP Jakarta, Satriadi Gunawan, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan seluruh personel untuk bersinergi dengan stakeholder terkait guna mengantisipasi gangguan ketentraman dan ketertiban umum.
Salah satu fokus utama adalah pengawasan terhadap Penyandang Permasalahan Kesejahteraan Sosial (PPKS), termasuk manusia gerobak, manusia karung, dan pengemis musiman yang kerap memanfaatkan momen Ramadan.
Selama periode 1-24 Maret 2025, total sebanyak 491 PPKS telah dijaring oleh Satpol PP dalam patroli rutin. Dari jumlah tersebut, selain manusia gerobak, juga terdapat manusia silver (2 orang), badut cosplay (5 orang), gepeng (133 orang), pengamen (72 orang), pak ogah (60 orang), ondel-ondel (3 orang), anak jalanan (17 orang), ODGJ (18 orang), PSK (18 orang), pemulung (112 orang), dan pedagang asongan (16 orang).
"Kami terus melakukan patroli pengawasan untuk memastikan ketertiban di Jakarta selama bulan Ramadan. Selain manusia gerobak, kami juga menjangkau berbagai PPKS lainnya yang berpotensi mengganggu ketentraman umum," ujar Satriadi saat dikonfirmasi.
Manusia gerobak merupakan kelompok masyarakat yang hidup berpindah-pindah dengan membawa gerobak sebagai tempat tinggal sekaligus alat untuk mencari nafkah.
Mereka kerap terlihat di ruas jalan protokol, trotoar, dan area pasar di berbagai sudut Jakarta.
Keberadaan mereka meningkat saat bulan Ramadan, dengan memanfaatkan momen meningkatnya aktivitas sosial dan kepedulian masyarakat.
Menurut Satriadi, pengawasan terhadap manusia gerobak dilakukan bukan hanya untuk menegakkan aturan, tetapi juga untuk memastikan mereka mendapatkan bantuan sosial yang sesuai dengan kebutuhan.
"Kami bekerja sama dengan Dinas Sosial untuk menyalurkan mereka ke panti sosial atau tempat penampungan sementara. Harapannya, mereka tidak kembali ke jalan setelah ditertibkan," jelasnya.
Selain penjangkauan PPKS, Satpol PP juga memperketat pengawasan terhadap berbagai aktivitas yang berpotensi mengganggu ketertiban, seperti konvoi menjelang buka puasa dan sahur, serta razia terhadap penjualan minuman keras ilegal dan petasan.