Sementara di Sumatra dan Kalimantan, takbir dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan pengeras suara di atas mobil atau becak hias.
Anak-anak hingga orang tua turun ke jalan, mengenakan pakaian baru sebagai persiapan menyambut Lebaran.
Tidak ketinggalan, rumah-rumah dihiasi lampu minyak atau lampion warna-warni, menambah semarak suasana malam.
Di wilayah Indonesia Timur seperti Sulawesi dan Maluku, tradisi “Takbir Keliling” biasanya diikuti dengan pembagian makanan kecil atau kue tradisional kepada tetangga. Hal ini mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan yang kental.
Baca Juga: CATAT! Ini Nomor Penting Saat Mudik Lebaran 2025

Kegiatan yang Sering Dilakukan pada Malam Takbiran
Selain mengumandangkan takbir, ada beberapa aktivitas lain yang umum dilakukan masyarakat Indonesia pada malam ini:
Sebelum takbir dimulai, banyak keluarga yang mengunjungi saudara atau tetangga untuk bermaaf-maafan. Tradisi ini mempererat hubungan sosial sekaligus membersihkan hati sebelum memasuki hari kemenangan.
Ibu-ibu biasanya sibuk memasak hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, atau rendang pada malam ini. Aroma rempah dan daging sering kali membaur dengan lantunan takbir dari masjid terdekat.
Lampu hias, lampion, atau hiasan bertema Islami dipasang di depan rumah atau sepanjang jalan. Tujuannya tidak hanya untuk keindahan, tetapi juga sebagai bentuk kegembiraan menyambut Hari Raya.
Tradisi Malam Takbiran bukan hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkuat ikatan sosial.
Masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul tanpa memandang status ekonomi.
Kegiatan seperti takbir keliling atau bagi-bagi makanan mencerminkan semangat berbagi dan peduli terhadap sesama, terutama mereka yang kurang mampu.