10 Orang Hilang, Gedung DPRD Terbakar! Begini Kronologi Ricuhnya Unjuk Rasa Tolak UU TNI di Malang

Senin 24 Mar 2025, 12:31 WIB
Aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia di Kota Malang, Jawa Timur. (Sumber: X/@tanyarlfes)

Aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia di Kota Malang, Jawa Timur. (Sumber: X/@tanyarlfes)

Gas air mata ditembakkan untuk membubarkan massa, namun hal ini justru semakin memicu kemarahan demonstran.

Akibat bentrokan tersebut, dua ruangan di Gedung DPRD Kota Malang terbakar, yaitu pos satpam dan gudang arsip.

Api cepat menjalar karena lokasi gedung yang berada dekat dengan kerumunan massa. Petugas pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk mengendalikan api sebelum menyebar lebih luas.

Baca Juga: Viral, Pengemudi BMW di Malang Pakai Pelat Nomor Tak Senonoh Demi Konten, Polisi Turun Tangan

Aksi Trending di Media Sosial

Kericuhan dalam aksi unjuk rasa ini mendapat perhatian luas dari warganet. Tagar seperti #Malang, #PeringatanDarurat, #IndonesiaGelap, dan #JusticeForMyDayIndonesia menjadi trending topic di X..

Banyak pengguna membagikan video dan laporan langsung dari lokasi kejadian, yang menunjukkan bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan.

Setelah bentrokan terjadi, aparat kepolisian dan TNI dikerahkan untuk membubarkan massa aksi serta melakukan penyisiran di sekitar lokasi.

Beberapa aktivis melaporkan adanya tindakan represif terhadap peserta aksi, termasuk dugaan pemukulan terhadap mahasiswa dan jurnalis yang sedang meliput.

Sejumlah pengguna media sosial mengunggah pengalaman mereka langsung dari lokasi kejadian. Beberapa dari mereka mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap demonstran.

"Aparat memukul anak dibawah umur pada aksi hari ini di DPRD Kota Malang! siapapun yg menemukan tas slempang warna hitam didalam kresek hitam, didalamnya ada hp redmi a3 milik korban," ungkap pengguna X @merah***.

Dugaan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat juga semakin mengundang kecaman dari berbagai pihak.

Banyak yang membandingkan kejadian ini dengan tragedi Kanjuruhan, di mana penggunaan kekerasan oleh aparat telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa di masa lalu.

Berita Terkait

News Update