JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Proses penerimaan mahasiswa baru melalui jalur prestasi yang kerap disebut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025, menuai protes dari masyarakat.
Pasalnya, penerimaan mahasiswa melalui jlaur SNBP 2025 dinilai janggal lantaran banyak siswa berprestasi namun malah tidak lolos di jalur tersebut.
Hal tersebut mengundang reaksi dari berbagai lapisan masyarakat terutama dari para orang tua siswa yang anaknnya mengikuti seleksi melalui SNBP.
Dikutip dari laman Instagram ifo.snpmb dan infosbmptn menyebutkan bahwa sejumlah peserta SNBP 2025 melayangkan Surat Terbuka kepada panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.
Baca Juga: Gara-gara Oknum Guru, Ratusan Siswa SMAN 1 Mempawah Tak Bisa Ikut Seleksi SNPB 2025
Dimana surat terbuka tersebut menyebutkan bahwa adanya kejanggalan yaitu banyak anak berprestasi namun tidak lulus dalam SNBP.
"SURAT TERBUKA UNTUK PANITIA SNPMB 2025. SEBAGAIMANA YANG TELAH KITA KETAHUI BAHWA SELASA, 18 MARET 2025 PUKUL 15.00 WIB TELAH DIUMUMKAN HASIL SNBP2025. NAMUN KAMI MENEMUKAN KEJANGGALAN DIMANA SANGAT BANYAK ANAK YANG MEMILIKI PRESTASI BAGUS (PERAIH MEDALI LOMBA YANG DIADAKAN PUSPRESNAS) TIDAK LULUS DALAM SELEKSI SNBP. SEDANGKAN YANG KEBANYAKAN LULUS ADALAH SISWA YANG PRESTASINYA BIASA-BIASA SAJA,"
Dengan adanya surat terbuka tersebut, Kepala Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Rahmawati, angkat bicara.
Dikatakan Rahmawati bahwa pihaknya membantah atas dugaan adanya kejanggalan dalam proses SNBP 2025.
Menurut dia, proses SNBP 2025 telah berjalan mengikuti regulasi yang ditetapkan. Dia menjelaskan, ada beberapa komponen prestasi dalam penilaian SNBP 2025.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Buka Pendaftaran April 2025, Cek Syaratnya
Komponen tersebut di antaranya, hasil nilai rapor siswa yang mencapai minimal 50 persen dari seluruh mata pelajaran. Lalu komponen berikutnya diambil dari prestasi akademik dan nonakademik, portofolio, atau kriteria lain yang ditetapkan PTN maksimal 50 persen.
"Selain itu tingkat keketatan program studi (prodi) yang dipilih juga sangat berpengaruh terhadap proses seleksi, sangat ketat dan kompetitif," jelas Rahmawati, dilansir pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Lebih lanjut Rahmawati mengatakan bahwa untuk prodi favorit, siswa yang mendaftar sangat banyak dan memiliki bukti prestasi yang hebat, namun karena persaingan yang sangat ketat maka bisa menjadi penyebab siswa tersebut gagal.
"Untuk prodi favorit, yang mendaftar sangat banyak dan memiliki bukti prestasi hebat-hebat, sehingga yang vjuara bisa jadi kalah dan tidak diterima karena persaingannya sangat ketat," ungkapnya.