Kembali ke motor lama bisa dianggap sebagai kemunduran teknologi, meski dari sudut pandang pembalap, kenyamanan adalah prioritas utama.
Bagi Bagnaia, situasi ini adalah ujian mental. Jika dipaksakan tetap menggunakan GP25, ia harus beradaptasi cepat sebelum tertinggal jauh di klasemen.
Sebaliknya, kembali ke GP24 bisa memulihkan kepercayaan dirinya, tapi berisiko menghambat inovasi tim.
Apa pun keputusannya, musim 2025 menjadi penentu bagi masa depan Bagnaia di Ducati.
Para penggemar berharap ia segera menemukan solusi untuk kembali bersaing di garis depan!