Malam Nuzulul Quran (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

KHAZANAH

Penjelasan dan Sejarah Singkat Malam Nuzulul Quran

Senin 17 Mar 2025, 00:36 WIB

POSKOTA.CO.ID - Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki banyak keistimewaan.

Di bulan yang penuh berkah ini, berbagai peristiwa bersejarah dalam Islam terjadi, salah satunya adalah turunnya Al-Qur’an secara menyeluruh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia sebagai bentuk pemuliaan terhadapnya.

Karena momen turunnya Al-Qur’an terjadi di bulan ini, Ramadhan juga dikenal dengan sebutan Bulan Al-Qur’an.

Peristiwa Nuzulul Qur’an sendiri dipahami melalui tiga teori utama

Teori pertama, Al-Qur’an diturunkan secara utuh pada malam Lailatul Qadar ke langit dunia, kemudian diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW selama 20, 23, atau 25 tahun sesuai kebutuhan.

Teori kedua, Al-Qur’an turun ke langit dunia selama 20 malam Lailatul Qadar dalam 20 tahun, lalu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap.

Teori ketiga, wahyu pertama Al-Qur’an turun pada malam Lailatul Qadar, kemudian wahyu berikutnya diturunkan secara berangsur dalam kurun waktu yang berbeda-beda.

Dari ketiga teori ini, teori pertama merupakan yang paling masyhur dan banyak didukung oleh ulama serta diperkuat oleh hadis-hadis sahih.

Baca Juga: 6 Keutamaan Nuzulul Quran, Dosa Diampuni hingga Diberi Keselamatan

Teori kedua diusung oleh al-Muqatil dan Abu Abdillah al-Halimi, sedangkan teori ketiga dikemukakan oleh al-Sya’bi dan ulama lainnya. Meski ada perbedaan pendapat, semuanya sepakat bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadar.

Para ulama juga memiliki pandangan berbeda mengenai makna “al-inzal” (penurunan wahyu). Sebagian mengartikannya sebagai “al-idzhar” yang berarti menampakkan atau menjelaskan tanpa harus bermakna perpindahan dari tempat tinggi ke tempat rendah.

Pendapat lain menyebut bahwa Allah SWT memberikan pemahaman kepada Malaikat Jibril yang kemudian menyampaikan wahyu tersebut kepada Nabi Muhammad SAW.

Terkait cara komunikasi antara Jibril dan Nabi Muhammad SAW, ulama mengemukakan dua kemungkinan: Jibril menjelma dalam wujud manusia atau Nabi yang diberi kemampuan khusus untuk berinteraksi dengan Jibril.

Selain itu, ada juga tiga teori mengenai bagaimana Al-Qur’an disampaikan kepada Jibril sebelum diteruskan kepada Nabi Muhammad SAW:

  1. Jibril menerima Al-Qur’an dalam bentuk lafaz dan makna yang utuh dari Lauhul Mahfudz, lalu menyampaikannya kepada Nabi.
  2. Jibril menerima Al-Qur’an dalam bentuk makna, lalu Nabi menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.
  3. Jibril hanya menerima inti makna Al-Qur’an, kemudian Nabi menyusunnya dalam bahasa Arab agar dapat dipahami umatnya.

Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar

Selain Nuzulul Qur’an, peristiwa penting di bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar. Dalam Surat Al-Qadar ayat 1, Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam ini, yang disebut lebih baik daripada seribu bulan.

Pendapat yang paling umum menyatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh malam terakhir Ramadhan, sehingga Nabi sangat menekankan ibadah dan i’tikaf di waktu tersebut.

Perbedaan utama antara Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar terletak pada proses penurunan Al-Qur’an. Para ulama berpendapat bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam dua tahap:

  1. Secara keseluruhan ke Baitul Izzah di langit dunia.
  2. Secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril selama kurang lebih 20–21 tahun.

Menurut Syekh Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, Al-Qur’an pertama kali diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, lalu Jibril menyampaikannya secara bertahap kepada Nabi sesuai dengan kebutuhan.

Pendapat ini didukung oleh riwayat dari Ibnu Abbas dan Watsilah bin al-Asqa’.

Selain itu, beberapa riwayat menyebut bahwa wahyu pertama yang diterima Nabi adalah Surat Al-‘Alaq ayat 1–5, yang diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah.

Namun, ada juga pendapat lain yang menyatakan wahyu pertama turun pada tanggal 7, 8, atau 21 Ramadhan, bahkan ada yang menyebut bukan di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Di Peringatan Nuzulul Quran, Wapres Mengajak Bersama-sama Membangun Ekonomi Hijau

Di Indonesia, peringatan Nuzulul Qur’an umumnya merujuk pada turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, yakni pada tanggal 17 Ramadhan.

Meski ada perbedaan pendapat, perayaan ini telah menjadi tradisi tanpa ada penolakan dari ulama, sehingga dapat diterima sebagai bagian dari sejarah Islam.

Oleh karena itu, setiap Muslim berhak memperingati Nuzulul Qur’an sesuai keyakinannya, sembari tetap menghormati pendapat lain.

Tags:
RamadhanLauhul MahfudzAl-QuranBulan RamadhanMalam Nuzulul QuranSejarah Singkat

Insan Sujadi

Reporter

Insan Sujadi

Editor