2. Matahari Pagi Bersinar Lembut
Keesokan harinya, matahari terbit dengan sinar lembut dan berwarna kemerahan atau putih tanpa silau. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Pagi setelah Lailatul Qadar, matahari bersinar redup seperti bulan purnama, tanpa sinar menyilaukan.” (HR. Ath-Thoyalisi dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Hadis Muslim (no.762) juga menyebutkan:
“Tandanya, matahari pagi itu putih tanpa sinar kuat.”
3. Ketenangan Hati
Dalam kitab Fathul Bari (4/294), Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa kehadiran Lailatul Qadar sering dirasakan melalui ketenangan batin dan kejelasan pikiran bagi yang beribadah.
Baca Juga: Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar Menurut Ustadz Abdul Somad, Jangan Sampai Keliru!
Rekomendasi Amalan
- Itikaf: Menghabiskan waktu di masjid untuk fokus beribadah.
- Memperbanyak Doa: Doa utama yang diajarkan Nabi SAW adalah “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (HR. Tirmidzi no.3513).
- Sedekah: Memberi makan orang berbuka puasa atau menyantuni dhuafa (QS.Al-Insan: 8-9).
Meskipun ciri-ciri fisik dan tanggal bisa menjadi panduan, hakikat Lailatul Qadar tetap menjadi rahasia Allah.
Fokuslah pada keikhlasan beribadah, bukan hanya mencari tandanya.
Sebagaimana pesan Imam Syafi’i dalam Al-Umm: “Barangsiapa menghidupkan seluruh malam Ramadan dengan iman dan pengharapan, ia akan meraih pahalanya.”