Kebijakan terbaru ini melanjutkan langkah Dedi sebelumnya yang sudah lebih dulu melarang sekolah mengadakan kegiatan study tour.
Menurutnya, study tour kerap menjadi beban bagi orang tua murid, terutama dari segi biaya, dan sering kali tidak sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
"Lebih baik anggaran yang dipakai untuk study tour dialihkan ke hal yang lebih bermanfaat bagi pendidikan anak. Saya tidak ingin ada kesenjangan sosial hanya karena anak tidak ikut study tour," ungkap Dedi.
Bagi Dedi Mulyadi, membangun infrastruktur seperti jalan atau gedung sekolah bisa selesai dalam dua tahun. Tapi mengubah mentalitas dan kualitas sumber daya manusia di Jawa Barat butuh waktu dan komitmen yang besar.
"Visi saya sederhana, ketika orang mendengar Karawang, Indramayu, atau Bandung, mereka harus hormat. Jawa Barat harus punya sumber daya manusia yang kuat, mandiri, dan hebat," tutupnya.