Gema Ledakan Meriam di Bulan Suci, Tradisi Puluhan Tahun Penanda Buka Puasa

Jumat 14 Mar 2025, 13:35 WIB
Sejumlah warga di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, menyalakan meriam yang menjadi tanda datangnya waktu Magrib. Ini telah menjadi tradisi turun-temurun warga setempat. (Sumber: Dok. DKM Mesjid Agung Al-A'araf)

Sejumlah warga di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, menyalakan meriam yang menjadi tanda datangnya waktu Magrib. Ini telah menjadi tradisi turun-temurun warga setempat. (Sumber: Dok. DKM Mesjid Agung Al-A'araf)

Tak hanya sebagai penanda, tradisi ini juga menjadi tontonan yang dinantikan warga, terutama anak-anak.

Chandra, salah seorang warga sekitar, mengungkapkan bahwa setiap menjelang Magrib, banyak orang berkumpul di sekitar masjid untuk menyaksikan prosesi penyalaan meriam.

“Dari dulu, kalau sudah terdengar suara meriam ini, artinya waktu buka puasa sudah tiba. Sekarang ini, banyak warga yang sengaja datang karena penasaran ingin melihatnya langsung,” katanya.

Meriam ini tak hanya berbunyi saat berbuka puasa, tetapi juga saat Imsak. Dua kali dalam sehari selama Ramadhan, suara meriam menggelegar sebagai alarm alami bagi masyarakat.

Persiapannya pun terbilang cepat, hanya butuh sekitar dua menit untuk memasukkan bahan bakar dan menyalakannya.

Tradisi ini bukan sekadar ritual turun-temurun, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan warga dalam menyambut waktu berbuka.

Meski zaman terus berkembang, dentuman meriam di langit Lebak tetap bertahan, mengiringi suara azan yang menandakan datangnya waktu berbuka dan sahur.

Berita Terkait
News Update