“Puncak arus mudik di sini, biasanya terjadi dua hari sebelum Lebaran dan dua hari setelah Lebaran. Setelah Lebaran, banyak yang berpergian ke tempat wisata di Kabupaten Pandeglang,” katanya.
Dari sisi pengamanan, lanjut dia, petugas akan bersiaga di Terminal Kadubanen untuk mengatur kelancaran lalu lintas. Jika terjadi lonjakan kendaraan, pihaknya akan mengoptimalkan kantong-kantong parkir di sekitar terminal.
“Kalau jalan sudah penuh, biasanya arus dari Serang dialihkan ke terminal Kadubanen, sehingga terjadi penumpukan kendaraan. Bisa sampai 1-2 jam kendaraan tidak bergerak,” ucapnya.
Sebagai solusi, Terminal Kadubanen memiliki area parkir yang cukup luas untuk menampung kendaraan selama arus mudik dan arus balik Lebaran.
“Biasanya arus lalu lintas jalan yang ada di Cikole itu terjadi kemacetan, maka dari itu untuk solusinya di sini kantong-kantong parkir cukup luas,” ujarnya.
Salah seorang sopir bus, Ifan mengaku, telah mempersiapkan diri, baik dari segi fisik maupun kondisi kendaraannya dalam menghadapi arus mudik Idul Fitri.
“Mudah-mudahan mudik tahun ini lebih ramai dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kalau soal kesiapan, kami sudah siap, baik kondisi bus maupun lainnya,” katanya.