Padel sebenarnya bukan sebuah olahraga yang baru di dunia. Awalnya, seseorang bernama Enrique Corcuera yang tinggal di Meksiko menciptakan sebuah permainan raket sederhana di lapangan rumahnya pada 1969. Diapun mengajak teman-temannya untuk bermain.
Permainan yang diciptakan oleh Enrique sangat sederhana, tapi temannya sangat menyukainya. Bernama Alfonso, teman Enrique ini akhirnya membawa padel ke negara asalnya di Spanyol pada tahun 1974.
Alfonso pun menyebarkan olahraga ini dengan sedikit modifikasi. Dia juga memainkannya bersama teman-temannya di Spanyol.
Kepopuleran olahraga ini di Spanyol pun semakin meningkat sehingga dibuat Federasi Padel Tenis di Madrid, Spanyol. Perkembangan olahraga ini meluas setelah federasi tersebut terbentuk di tahun 1991. Olahraga ini dibawa ke negara bagian Eropa dan Amerika latin lainnya. Pamor olahraga ini pun menjadi mendunia.
Padel Masuk ke Indonesia
Olahraga ini akhirnya dibawa ke Indonesia dalam dua tahun terakhir, tepatnya sejak akhir 2021. Banyak atlet sepak bola yang memperkenalkan permainan ini meskipun bukan dalam acara pertandingan profesional.
Klub padel mulai terbentuk di beberapa daerah, salah satunya Bali yang menjadi tempat bermain utama di Indonesia.
Dalam kurun waktu empat tahun, keberadaan padel inipun makin diakui sebagai salah satu cabang olah raga (cabor). Bahkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh dan Sumatera Utara, padel menjadi salah satu cabor yang ikut dipertandingkan meski hanya sebatas ekshibisi.
Tidak hanya itu, untuk pengembangan padel dan pembinaan atlet olahraga ini, Komite Olahraga Nasional (KONI) melantik kepengurusan pusat Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) pada Januari lalu. Ini menandakan pengurus padel siap melaju cepat untuk mengembangkan olahraga raket tersebut.
Sertifikasi Lapangan Padel
Ketua Umum PBPI, Galih Kartasasmita, tidak menampik bahwa padel di Indonesia berkembang sangatlah pesat. Terutama di kota-kota besar. Seperti di Bali, Jakarta dan Surabaya. Hal ini dikatakannya terbukt dengan makin banyaknya komunitas padel dan menjamurnya penyewaan lapangan padel.
Namun ia berharap untuk pengusaha yang membuka bisnis penyewaan lapangan padel harus memenuhi standar yang telah dikeluarkan International Padel Federation (FIP). “Pemenuhan standar sebuah lapangan padel diperlukan untuk memberikan keamanan setiap orang yang bermain padel,” ujar Galih.
Ia mencontohkan misalnya dari ketebalan karpet lapangan, kemudian dinding kaca yang menjadi pantulan bola menjadi hal yang tidak boleh diabaikan. “Misalnya seperti dinding kaca di setiap lapangan. Harus benar-benar rapat tidak boleh ada celah sedikit pun karena bisa membahayakan pemain dan juga berdampak pada pantulan bola,” kata dia.
Maka dari itu, Galih menambahkan pemilik klub atau pengusaha yang ingin membuka bisnis lapangan padel harus mengajukan sertifikasi lapangannya ke pengurus pusat PBPI.