GARUT, POSKOTA.CO.ID – Sebuah kecelakaan terjadi di Kampung Rancapanjang, Desa Neglasari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut pada Sabtu, 8 Maret 2025.
Sebuah angkot yang melaju dengan kecepatan tinggi hilang kendali, menghantam warung serta seorang anak yang tengah bermain di depan rumahnya. Diduga, sopir angkot dalam kondisi mabuk setelah berpesta minuman keras.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di jalur Selaawi-Limbangan. Kecelakaan melibatkan dua angkot yang dikemudikan oleh DF, 28 tahun dan AS, 45 tahun. Awalnya, angkot yang dikendarai DF melaju dari arah Selawi menuju Limbangan.
Namun, saat melewati tikungan, kendaraan kehilangan kendali dan menabrak pos kamling, gerobak dagangan, serta pedagang bernama Asep Sopian.
Tidak berhenti di situ, angkot tersebut juga menghantam kendaraan AS yang sedang terparkir di garasi sebelum akhirnya menabrak seorang bocah bernama Chandra Aditya yang tengah bermain di depan rumahnya.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Maut Tewaskan 1 Orang di Jalan Proklamasi Depok
Korban Luka Parah, Keluarga Berduka
Ayah korban, Apang, mengungkapkan kesedihannya atas kejadian ini. Menurutnya, anaknya mengalami luka serius akibat benturan keras.
"Tiba-tiba ada angkot melaju kencang dan menabraknya. Anak saya terseret, kepalanya bocor, tulang tangannya patah, badannya remuk, dan mengalami banyak luka," ujar Apang dengan suara bergetar.
Chandra sempat dilarikan ke puskesmas sebelum dirujuk ke rumah sakit di Garut karena luka-lukanya yang cukup parah. Hingga saat ini, kondisinya masih kritis dan mendapat perawatan intensif.
Selain Chandra, seorang pedagang warung juga menjadi korban. Saat kejadian, ia sedang menggoreng makanan dan mengalami luka bakar serius akibat minyak panas yang tumpah.
Warga Desak Penertiban Peredaran Miras
Menanggapi insiden ini, Ketua Pemuda Kampung Neglasari, Jiji Barzoed, mengungkapkan keprihatinannya dan mendesak aparat berwenang untuk menindak tegas peredaran minuman keras di wilayah mereka.
"Kami mendapat informasi bahwa para pelaku baru saja berpesta miras sebelum kejadian. Ini sangat disayangkan. Kami berharap kepolisian segera menindaklanjuti kasus ini agar tidak terulang di masa depan," katanya.
Sebagai langkah konkret, warga akan memasang baliho peringatan di lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat nongkrong dan transaksi miras. Selain itu, mereka juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta organisasi angkutan darat (Organda) untuk melakukan tes urin dan razia rutin bagi para sopir angkot guna memastikan keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya.
"Kami ingin ada efek jera bagi para pelaku. Jika tidak ada tindakan tegas, kejadian serupa bisa terus berulang," tegas Jiji.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kecelakaan ini.