Kata “rakyat” selalu menjadi penekanan dalam mengambil sebuah kebijakan. Sebut saja kebijakan pro rakyat, untuk kepentingan rakyat.
Kalau menjadi pemimpin jadilah pemimpin yang merakyat, memperjuangkan aspirasi rakyat untuk menyejahterakan rakyat. Segalanya untuk rakyat bukan untuk pejabat.
Kini, pemerintah sedang mempersiapkan “sekolah rakyat” seperti dikatakan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf.
Program Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi keluarga miskin, khususnya mereka yang berada dalam kategori miskin ekstrem. Sekolah gratis ini keberadaannya dipercepat, mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026, bulan Juni – Juli tahun ini.
Mulai operasi di Bekasi, Jawa Barat dengan jenjang SMA sebagai percontohan.
“Wah bangga dong bagi teman kita yang warga Bekasi,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Bukan hanya warga Bekasi, ini kebanggaan kita semua, warga Indonesia karena pemerintah menghadirkan sekolah gratis bagi keluarga yang karena keterbatasan ekonomi, tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang berikutnya,” kata mas Bro.
“Tetapi setidaknya Bekasi menjadi percontohan sekolah gratis, merupakan kebanggaan tersendiri, “ kata Heri.
“Kalau soal itu tidak dipungkiri, sebagai warga Bekasi mengucapkan terima kasih sebagai daerah percontohan. Bekasi makin dikenal lagi,” kata mas Bro.
“Tapi ngomong-ngomong kemarin Bekasi juga ramai dibicarakan karena dikepung banjir. Videonya viral, beritanya hingga ke luar negeri,” kata Yudi.
“Maksudnya media asing memberitakan banjir di Bekasi?,” tanya Heri.