JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan curah hujan tinggi akan terus melanda wilayah Jabodetabek hingga 20 Maret 2025. Intensitas hujan diperkirakan mencapai puncaknya pada 10-11 Maret 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan pada Selasa, 4 Maret 2025, menjelaskan bahwa tren curah hujan tertinggi diperkirakan terjadi pada pertengahan bulan ini.
"Berdasarkan analisis cuaca, puncak hujan deras justru diprediksi terjadi pada 10 hari kedua Maret, terutama pada 10 hingga 20 Maret," ujarnya.
Baca Juga: Waduh! Niat Cegah Banjir, Warga Diduga Jebol Tembok, Sebabkan Air Makin Meluas
Untuk mengurangi risiko banjir, pemerintah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Upaya ini difokuskan pada wilayah Jawa Barat yang dinilai paling rentan terhadap dampak cuaca ekstrem.
"Besok (hari ini, red), prioritas utama OMC ada di Jawa Barat, khususnya di kawasan pegunungan Puncak. Awan hujan yang terbentuk di sana dapat menjadi sumber banjir bagi daerah hilir," tambah Dwikorita.
Ia menekankan bahwa aliran air dari kawasan Puncak dapat berdampak luas, termasuk ke DKI Jakarta, sehingga meningkatkan potensi banjir dan tanah longsor di berbagai titik.
"Awan hujan yang terbentuk di wilayah ini tidak hanya berdampak pada Jawa Barat, tetapi juga bisa bergerak ke arah utara hingga ke DKI Jakarta," jelasnya.
Hujan deras yang terjadi sejak awal Ramadan telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Mitigasi dan Respons Cepat: Upaya Penanganan Banjir di Jabodetabek
Selain intensitas hujan yang tinggi, banjir juga dipengaruhi oleh aliran air dari Bogor. Wilayah seperti Bekasi dan Cisarua, Puncak, menjadi area yang paling terdampak akibat luapan air yang menggenangi pemukiman warga.