Awalnya, dia mengakui bahwa akun tersebut adalah akun resminya. Namun dirinya berkilah bahwa akun tersebut dikelola oleh tim admin, bukan dirinya secara pribadi.
Fadia menjelaskan, admin akun tersebut sebelumnya menerima pesan langsung (DM) dengan bahasa yang tidak sopan dan tuduhan tidak berdasar.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Pekalongan Belajar ke Pemkab Serang soal Tenaga Ahli Bupati
Ternyata, hal tersebut memicu emosi dari sang admin sehingga memberikan tanggapan dengan keras dan terkesan kasar di kolom komentar.
"Sebelumnya, menurut admin, ada akun yang sama yang mengirim DM dengan kalimat yang kurang layak dan tidak sopan. Itulah yang membuat admin emosi dan akhirnya terpancing saat membalas di kolom komentar," kata Fadia.
Meski begitu, dirinya mengakui bahwa kejadian ini akan menjadi pembelajaran bagi timnya untuk lebih berhati-hati dalam mengelola media sosial agar tidak terjadi kesalahpahaman serupa.
Kejadian ini langsung menimbulkan reaksi dari masyarakat. Sebagian besar menyayangkan respons kasar dari akun Instagram resmi seorang pejabat publik.
Baca Juga: Prabowo Ketawa-Ketiwi Ketemu Habib Luthfi di Pekalongan, PA 212: Semoga Habib Rizieq Tidak Dilupakan
Mereka menyatakan bahwa pejabat publik seharusnya menyadari bahwa setiap pernyataan yang keluar dari akun resmi mencerminkan citra institusi yang diwakilinya.
Ternyata, ini bukan kali pertama akun media sosial yang terkait dengan Fadia Arafiq menjadi sorotan dari masayarakat.
Pada Juni 2024, akun Facebook yang dikelola oleh tim Protokoler dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim) Kabupaten Pekalongan diduga diretas.
Akun tersebut sempat memposting delapan video berbau pornografi selama dua hari. Fadia saat itu menjelaskan bahwa akun tersebut dikelola oleh tim Prokompim, bukan dirinya secara langsung.