Hal ini karena banyak individu yang mengembalikan berat badan mereka setelah bulan Ramadhan berakhir, terutama jika pola makan berlebihan diterapkan setelah berbuka.
Sebuah penelitian yang lebih baru, yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition, pada 2019, menemukan bahwa meskipun puasa Ramadhan dapat membantu mengurangi persentase lemak tubuh, efek ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengatur asupan makanan dan aktivitas fisiknya selama bulan puasa.
Penurunan berat badan yang signifikan dapat terjadi jika seseorang tetap menjaga kalori dan memilih makanan bergizi saat sahur dan berbuka.
4. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Puasa untuk Diet
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi efektivitas puasa Ramadhan untuk menurunkan berat badan antara lain:
Kualitas Makanan
Makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka sangat penting.
Jika seseorang mengonsumsi makanan bergizi, rendah kalori, dan tinggi serat, kemungkinan besar akan mendukung penurunan berat badan.
Namun, jika seseorang makan berlebihan atau memilih makanan yang tinggi lemak dan gula, hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Pola Makan Seimbang
Mengatur porsi makan dan tidak makan berlebihan saat berbuka sangat penting.
Baca Juga: Tips Aman Berpuasa untuk Penderita Maag dan GERD pada Bulan Ramadan
Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah dengan makan secara perlahan dan menyertakan makanan yang mengandung protein, serat, dan lemak sehat.
Olahraga
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau olahraga ringan setelah berbuka dapat meningkatkan pembakaran kalori dan membantu proses penurunan berat badan.
Durasi Puasa
Durasi puasa yang lebih lama, misalnya lebih dari 16 jam, dapat meningkatkan efek pembakaran lemak.