Tingginya kandungan lemak pada gorengan membuat lambung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna, sehingga menimbulkan gangguan pencernaan, seperti perut begah atau kembung.
2. Berat Badan Naik
Meski menggugah selera, tapi gorengan minim nutrisi. Padahal, setelah berpuasa seharian, tubuh justru membutuhkan asupan nutrisi lengkap untuk kembali berenergi.
Saat mengonsumsi gorengan berlebihan, ini bisa membuat asupan kalori harian melonjak drastis yang mengakibatkan timbangan berat badan pun bisa beranjak naik dengan cepat.
Baca Juga: Waduh! Imbas Minyak Goreng Naik, Harga Gorengan Lebih Mahal
3. Gula Darah Melonjak
Konsumsi gorengan berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah. Gorengan umumnya mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dicerna menjadi glukosa.
Peningkatan gula darah secara konstan ini dapat menimbulkan resistensi insulin, yang pada akhirnya berujung pada diabetes tipe 2.
4. Timbulkan Zat Berbahaya
Akrilamida adalah zat kimia yang berpotensi bersifat karsinogenik, yaitu pemicu kanker. Zat ini terbentuk pada makanan bertepung yang dimasak pada suhu tinggi, seperti saat proses menggoreng.
5. Iritasi Lambung dan Tenggorokan
Bagi penderita maag atau lambung sensitif, konsumsi gorengan yang pedas dan berminyak dapat memicu iritasi lambung.
Selain itu, minyak jelantah yang digunakan juga dapat mengiritasi tenggorokan, menyebabkan rasa tidak nyaman dan perih. Apalagi setelah seharian berpuasa, kita butuh asupan cairan yang cukup.
Baca Juga: Pedagang Gorengan Keluhkan Harga Mahal dan Langkanya Minyak Goreng di Bekasi
6. Dehidrasi yang Parah
Gorengan bersifat diuretik, yaitu dapat meningkatkan produksi urine. Hal ini bisa memperparah kondisi dehidrasi yang dialami setelah berpuasa seharian.
Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi gorengan dan lebih memilih untuk perbanyak minum air putih saat buka puasa.