Analis OCBC Sekuritas, Budi Rustanto, juga memberikan pandangan optimis terhadap saham BBRI dalam riset berjudul A Recovery Year: BBRI. BBRI diproyeksikan memiliki rasio pembayaran dividen minimal 85%, dengan estimasi imbal hasil (yield) mencapai 8%.
"Kami optimis terhadap prospek saham BBRI, didorong oleh pemulihan pertumbuhan kredit, terutama dari segmen mikro dan korporasi, serta pelonggaran kebijakan moneter," jelas Budi.
Faktor lain yang mendukung kinerja BBRI meliputi:
- Kebijakan fiskal yang ekspansif.
- Pertumbuhan ekonomi yang kuat.
- Kualitas aset yang terjaga dengan rasio cakupan memadai.
- Peningkatan pendapatan berbasis biaya dan efisiensi.
- Transformasi digital yang mendorong pertumbuhan CASA (Current Account Saving Account).
- Likuiditas dan permodalan yang solid untuk mendukung ekspansi kredit.
OCBC Sekuritas memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp5.000 per saham, atau potensi kenaikan lebih dari 45% dari level harga saat ini.
Rekomendasi Saham BBRI dari Berbagai Analis
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 31 analis merekomendasikan Buy untuk saham BBRI, sementara lima analis merekomendasikan Hold, dan satu analis merekomendasikan Sell. Mayoritas analis memberikan rating Buy dengan target harga rata-rata Rp5.086 per saham untuk 12 bulan ke depan.
Beberapa rekomendasi target harga dari analis terkemuka:
- Ferry Wong (Citi): Buy dengan target harga Rp5.800 per saham.
- Jonathan Gunawan (Trimegah Sekuritas): Buy dengan target harga Rp6.400 per saham.
Meskipun saham BBRI mengalami tekanan berat akibat gejolak pasar global, strategi Buy the Dip bisa menjadi peluang menarik bagi investor jangka panjang.
Dukungan dari analis Bareksa dan OCBC Sekuritas, serta proyeksi pertumbuhan kredit dan dividen yang menarik, semakin memperkuat prospek saham BBRI ke depan. Namun, investor tetap perlu waspada terhadap risiko fluktuasi pasar dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko investasi.