Mengapa Saham BBRI dan BMRI Anjlok Parah Meskipun Kinerjanya Masih Baik? Ini Jawabannya

Jumat 28 Feb 2025, 11:16 WIB
Analisis penurunan harga saham BRI dan Mandiri tahun 2025. (Sumber: Poskota/Yusuf Sidiq)

Analisis penurunan harga saham BRI dan Mandiri tahun 2025. (Sumber: Poskota/Yusuf Sidiq)

Bank Mandiri juga mencatatkan laba bersih yang mengesankan, yaitu Rp151,78 triliun di kuartal IV 2024. Dengan gross profit margin 62% dan net profit margin 10,2%, Mandiri tetap menjadi salah satu bank paling profitable di Indonesia.

Mengapa Saham BRI dan Mandiri Anjlok?

Pertanyaan besar yang muncul adalah: Mengapa saham BRI dan Mandiri turun signifikan meskipun kinerjanya masih baik?

  1. Pergeseran Aliran Dana
    Salah satu kemungkinan adalah adanya pergeseran aliran dana dari saham ke instrumen investasi lain yang dianggap lebih menarik, seperti obligasi atau reksadana. Para big money yang memiliki porsi besar di saham BRI dan Mandiri mungkin memilih untuk melakukan profit taking atau mengalihkan dananya ke instrumen lain.
  2. Kinerja yang Tidak Signifikan
    Meskipun laba kedua bank ini masih tinggi, pertumbuhannya terlihat stagnan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mungkin membuat investor kehilangan minat untuk memegang sahamnya dalam jangka panjang.
  3. Faktor Eksternal
    Kondisi ekonomi global dan domestik juga bisa memengaruhi sentimen pasar. Ketidakpastian ekonomi, fluktuasi nilai tukar, atau kebijakan moneter yang ketat bisa menjadi pemicu penurunan harga saham.

Prospek Kedepan: Peluang atau Ancaman?

Penurunan harga saham seringkali dianggap sebagai momen yang menakutkan bagi investor. Namun, bagi sebagian orang, ini justru bisa menjadi peluang untuk membeli saham berkualitas dengan harga lebih murah.

1. Valuasi yang Menarik

  • BRI: Price to Book Value (PBV) 1,74x (lebih rendah dari rata-rata historis 2,5x)
  • Mandiri: PBV 1,53x (lebih rendah dari rata-rata historis 1,95x)

Dengan valuasi yang lebih rendah, kedua saham ini bisa menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari saham dengan potensi kenaikan di masa depan.

2. Dividen Yield yang Menjanjikan

Penurunan harga saham juga berdampak pada peningkatan dividend yield. Bagi investor yang fokus pada pendapatan pasif, ini bisa menjadi kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.

3. Kinerja Jangka Panjang

Jika kita melihat data historis, baik BRI maupun Mandiri memiliki track record yang baik dalam menghasilkan laba dan memberikan return bagi investor. Meskipun harga sahamnya turun, kinerja fundamental kedua bank ini masih solid.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer dan Scorpio Hari Ini 28 Februari 2025: Dinamika Emosi, Hubungan, dan Karier

Perbandingan dengan Tahun 2020

Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi pasar saham akibat pandemi COVID-19. Saat itu, saham BRI dan Mandiri juga mengalami penurunan signifikan.

Namun, dalam beberapa tahun berikutnya, kedua saham ini berhasil pulih dan bahkan mencetak rekor harga baru.

Apakah tahun 2025 akan mengulang sejarah yang sama? Tidak ada yang bisa memastikan. Namun, jika kinerja kedua bank ini tetap stabil atau bahkan membaik, peluang untuk kenaikan harga saham di masa depan tetap terbuka.

Penurunan harga saham BRI dan Mandiri memang menimbulkan kekhawatiran, tetapi juga bisa menjadi peluang bagi investor yang memiliki strategi jangka panjang.

Kedua bank ini masih memiliki fundamental yang kuat, dengan laba bersih yang besar dan valuasi yang menarik.

Berita Terkait

News Update