BBRI di Tengah Badai: Saham Anjlok Sejak Maret 2024, IHSG Ikut Merosot

Jumat 28 Feb 2025, 11:35 WIB
Investor hhawatir, saham BBRI terus tergerus sejak Maret 2024. (Sumber: Unsplash/m.)

Investor hhawatir, saham BBRI terus tergerus sejak Maret 2024. (Sumber: Unsplash/m.)

Menurut laporan Bank Indonesia per Agustus 2024, penyaluran kredit ke sektor UMKM hanya tumbuh 4,3 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp1.379,4 triliun.

Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang masih tumbuh 5,1 persen YoY.

Tren penurunan pertumbuhan kredit UMKM sebenarnya telah terlihat sejak Februari 2024, ketika pertumbuhan mencapai 9,4 persen YoY, yang merupakan level tertinggi sepanjang tahun tersebut.

Selain itu, kondisi makroekonomi global juga memberikan tekanan pada saham BBRI.

Kenaikan suku bunga The Fed sepanjang 2024 telah memicu arus keluar modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini berdampak signifikan pada sektor perbankan, termasuk BBRI.

Baca Juga: IHSG Turun Lagi, Waktunya Serok Saham BBRI, BBCA dan BMRI? Ini Kata Analis

Potensi Pemulihan

Meskipun menghadapi tekanan, BBRI memiliki beberapa faktor yang dapat mendukung pemulihan.

Rencana buyback saham senilai Rp3 triliun diperkirakan dapat memberikan sentimen positif terhadap harga saham.

Secara fundamental, BBRI juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp60,64 triliun, naik 0,36 persen YoY.

Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang berpotensi menurunkan suku bunga dapat mendukung pertumbuhan kredit dan profitabilitas bank.

Hal ini diharapkan dapat membantu BBRI mengatasi tantangan yang sedang dihadapi.

Penurunan saham BBRI sebesar 3,58 persen pada 28 Februari 2025 merupakan bagian dari tren penurunan yang telah berlangsung sejak Maret 2024.

Berita Terkait

News Update