BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Pengurus Cabang (Pengcab) Muay Thai Kabupaten Bekasi memberikan penjelasan terkait seorang atlet Muay Thai peraih medali emas PON XXI Aceh 2024, tidak menerima pencairan bonus.
Ketua Pengcab Muay Thai Kabupaten Bekasi, Stefano Rumagit menjelaskan, atlet bernama Adisty Gracelia Lolaroh, 28 tahun, bukan lagi bagian dari pembinaan Muay Thai Kabupaten Bekasi.
Menurutnya, Adisty menyatakan ingin berhenti sejak 2022, karena merasa tidak sanggup menjalani program latihan yang diterapkan.
"Adisty memang sejak TC (Training Camp) Porda 2022 sudah ingin berhenti. Namun karena masa transisi kepemimpinan saya saat itu, saya tetap bertanggung jawab dan mempertahankan dia agar bisa bermain di Porda. Hasilnya, dia berhasil menyumbangkan medali emas untuk Kabupaten Bekasi," kata Stefano dijumpai Poskota.co.id di sasana latihan Bekasi, Selasa, 25 Februari 2025.
Baca Juga: Reza Arap Sebut Siap Sponsori Atlet Catur Irene Sukandar
Setelah itu, Adisty tidak lagi sejalan dengan program latihan di Kabupaten Bekasi dan dianggap tidak memiliki kedisiplinan yang sesuai dengan standar pembinaan.
"Tapi terkadang Adisty menolak program-program yang ada di latihan di kami. Indisipliner juga," ucapnya.
Mengingat Adisty bukan lagi bagian dari Pengcab Muay Thai Kabupaten Bekasi dan tidak berkomitmen untuk kembali membela daerah tersebut, Pengcab mengeluarkan surat rekomendasi kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) untuk tidak mencairkan bonus kepada Adisty.
"Saya sebagai Ketua Pengcab memiliki tanggung jawab moral terhadap pemerintah Kabupaten Bekasi. Jika Adisty menerima bonus tetapi kemudian pindah ke daerah lain, itu tidak adil bagi atlet-atlet lain yang masih setia berlatih dan berjuang untuk Kabupaten Bekasi," ujarnya.
Baca Juga: Pasutri Tewas Diduga Bunuh Diri di Kontrakan Bekasi Dikenal Jarang Bergaul
Ia menambahkan, pencairan bonus dan uang saku selama ini dilakukan langsung dari Dispora ke rekening masing-masing atlet, tanpa campur tangan Pengcab maupun KONI.
Pihak Pengcab menjelaskan, bonus dari Pemerintah Kabupaten Bekasi sebenarnya bukanlah kewajiban. Menurut Stefano, bonus hanyalah bentuk apresiasi terhadap atlet yang benar-benar berkontribusi untuk daerah. Alur pencairan bonus tersebut mengikuti Surat Keputusan (SK) Gubernur.
"Karena tidak membela Kabupaten Bekasi ya sudah pasti tidak boleh mendapatkan bonus. Sementara atlet ini tidak selaras lagi dengan pengcab Kabupaten Bekasi," ucap Stefano.
Sementara itu, atlet peraih perunggu, Dzakiyah Apypah Ghanie tidak diberikan bonus, karena kontraknya dengan Kabupaten Bekasi sudah berakhir setelah Porda 2022.
Baca Juga: Pasutri Diduga Bunuh Diri di Kontrakan Bekasi Sempat Cekcok, Begini Kesaksian Tetangga
Stefano mengungkapkan meski demikian Kabupaten Bekasi tetap memberikan dukungan hingga PON terakhir yang diikutinya.
"Untuk Apypah dia sudah habis kontrak setelah Porda 2022 dengan Kabupaten Bekasi," katanya.
Menghadapi polemik ini, Stefano berharap Adisty dan Apypah bisa memberikan klarifikasi dan permintaan maaf.
"Saya harap mereka bisa memberikan klarifikasi yang jelas dan permintaan maaf kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi dan KONI. Jangan sampai seorang atlet menzalimi daerah yang telah membina mereka dari nol," tutupnya.
Kisruh atlet tidak mendapatkan pencairan bonus viral di media sosial seusai diunggah Adisty lewat akun TikTok @adisty049.
"Medali emasnya diakuin, bonus 100 jutanya tidak diberikan ke atlet, @konibekasikabupaten," kata Adisty lewat unggahan media sosial.