POSKOTA.CO.ID - Ramadhan bukan sekadar bulan menahan lapar dan dahaga. Lebih dari itu, ibadah puasa yang ditunaikan dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW menjadi "perisai" yang melindungi umat Muslim dari godaan setan serta membuka pintu ampunan Allah SWT.
Hal ini menjadi sorotan dalam kajian keislaman yang mengupas tuntas makna puasa Ramadhan berdasarkan Al-Quran dan Hadits.
Puasa sebagai Benteng dari Godaan Setan
Dalam sebuah riwayat dari Thalhah bin Ubaidillah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Puasa adalah perisai” (HR. Bukhari). Kata “perisai” (junnah) dalam hadits ini merujuk pada perlindungan spiritual yang Allah anugerahkan kepada orang yang berpuasa.
Menurut penjelasan ulama, puasa yang dilakukan dengan benar akan membentengi diri dari maksiat dan bisikan setan.
“Inilah keistimewaan puasa Ramadhan. Jika ditunaikan sesuai syariat, ia menjadi tameng yang otomatis menjauhkan kita dari perbuatan tercela,” jelas Ustadz Adi Hidayat di channel YouTubenya.
Baca Juga: 3 Amalan Pokok di Bulan Ramadhan, Selain Berpuasa Yuk Lakukan Amalan Ini
Fenomena ini bahkan terlihat nyata saat Ramadhan tiba: orang yang biasanya mudah marah menjadi lebih sabar, dan kebiasaan buruk seperti dusta atau ghibah berkurang drastis.
Jawaban atas Hoaks Sejarah dari Yahudi Madinah
Kajian ini juga mengungkap konteks historis turunnya perintah puasa. Pada masa Nabi SAW, kaum Yahudi di Madinah menyebarkan narasi bahwa puasa dalam agama mereka lebih unggul.
Allah SWT lalu menurunkan Surah Al-Baqarah ayat 183: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ayat ini tidak hanya menegaskan kewajiban puasa, tetapi juga menjadi bantahan tegas atas klaim sepihak Yahudi.
“Puasa Ramadhan istimewa karena Allah sendiri yang merancang aturannya. Ini berbeda dengan puasa umat sebelumnya yang telah mengalami penyimpangan,” tegasnya.
Baca Juga: Ramadhan 2025 Berapa Hijriah? Cek Tanggal Awal Bulan Puasa di Sini!
Pelipatgandaan Pahala dan Pintu Ampunan
Selain menjadi perisai, puasa Ramadhan menjanjikan pahala berlipat ganda.
Dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman: “Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Bahkan, membaca satu huruf Al-Quran di bulan Ramadhan diganjar 10 kebaikan, dan di malam Lailatul Qadar pahalanya setara dengan 1.000 bulan. Tak hanya itu, Ramadhan juga menjadi kesempatan emas menghapus dosa.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari-Muslim).
Malam Ramadhan, Momentum Istimewa untuk Pengampunan
Kajian ini mengingatkan pentingnya memaksimalkan ibadah malam seperti shalat Tarawih, Tahajud, dan tadarus.
Di sepertiga malam terakhir saat doa mustajab Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk memohon ampunan dengan doa: “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf. Berikanlah ampunan kepadaku.”
“Ramadhan adalah paket lengkap: siangnya puasa, malamnya qiyam. Jika dijalankan dengan ikhlas, ia menjadi jalan meraih takwa dan surga-Nya,” pungkasnya.
Ramadhan adalah hadiah istimewa dari Allah SWT. Dengan memahami keutamaannya, umat Muslim diharapkan tidak hanya menjalani puasa sebagai ritual, tetapi juga meraih transformasi spiritual seperti terbebas dari dosa, terjaga dari maksiat, dan semakin dekat dengan Sang Pencipta.