Meskipun integrasi ini menjanjikan kemudahan, banyak pihak mempertanyakan dampaknya terhadap privasi pengguna.
Google dikenal memiliki kebijakan pengumpulan data yang luas, dan menghubungkan dompet Bitcoin dengan identitas pengguna dapat membuka celah bagi pelacakan transaksi serta potensi penyensoran.
Baca Juga: Tak Hanya Bitcoin, 4 Proyek Mata Uang Kripto Ini Dinilai Menjanjikan pada Februari 2025
Selain itu, ancaman peretasan terhadap infrastruktur Google bisa menempatkan dana pengguna dalam risiko.
Apakah Google Merusak Prinsip Desentralisasi?
Dari laporan Gizmochina, Bitcoin didasarkan pada prinsip desentralisasi, di mana pengguna memiliki kendali penuh atas aset mereka.
Namun, menyimpan kunci pribadi di server Google bertentangan dengan prinsip kepemilikan mandiri yang banyak dianut komunitas kripto.
Frasa "bukan kunci Anda, bukan koin Anda" mencerminkan pentingnya memiliki kendali penuh atas aset digital tanpa keterlibatan pihak ketiga.
Baca Juga: Emas vs Bitcoin: Mana yang Lebih Baik sebagai Penyimpan Nilai Aset di Tahun 2025?
Terlepas dari berbagai kekhawatiran, masuknya Google ke industri kripto dapat mempercepat adopsi mainstream.
Bagi pemula, akses ke Bitcoin melalui platform yang sudah dikenal bisa meningkatkan kepercayaan dalam penggunaan aset digital.
Jika Google mampu mengatasi masalah privasi dan keamanan dengan solusi transparan, inisiatif ini dapat menjadi langkah besar dalam revolusi finansial berbasis blockchain.
DISCLAIMER: Artikel ini hanya informasi umum dan bukan ajakan atau saran untuk berinvestasi pada Bitcoin atau mata uang kripto sejenisnya.