JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Deni Alik, yang akrab disapa Ali, telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di balik kemudi mobil jenazah.
Pria berusia 48 tahun yang berdomisili di Cilodong, Kota Depok ini, mulai menggeluti profesi sebagai pengantar jenazah sejak 1995.
Namun, perjalanannya tak serta-merta dimulai dari sana. Jauh sebelumnya, pada 1993, Ali hanyalah seorang kernet yang ikut membantu petugas evakuasi, termasuk dalam peristiwa tragis kecelakaan kereta api di Ratu Jaya.
Saat itu, mayat bergelimpangan, dan Ali bersama timnya berusaha mengantarkan mereka ke rumah sakit. Seiring waktu, Ali mulai berpikir untuk mandiri.
Baca Juga: Hilang Wangi Pasar Bunga Rawa Belong: Pedagang Memilih Jualan di Pinggir Jalan
Pada 1995, dia akhirnya memiliki kendaraan sendiri dan menjadikannya mobil jenazah. Namun pekerjaan ini pun tidak selalu berjalan mulus.
Sempat vakum pada 2000, Ali mencoba berbagai profesi lain, termasuk menjadi sopir truk dan bus dengan trayek Jakarta-Denpasar. Bahkan, selama 2,5 tahun, Ali menjadi sopir bus haji dan umroh di perusahaan otobus Indonesia.
Namun, takdir membawanya kembali ke profesi yang dulu ia geluti, yakni mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir.
Ali menyadari, pekerjaan yang dilakoninya ini penuh dengan tantangan. Dia pernah dimarahi keluarga jenazah karena hal-hal yang berada di luar kendalinya, tetapi ada juga momen di mana ia mendapat ucapan terima kasih yang tulus.
"Macam-macam senang dukanya. Tapi itu hal biasa jadi diterima dengan ikhlas saja," ungkapnya.
Selama lebih dari dua dekade menjalani profesi ini, Ali tak pernah mengalami kejadian mistis. Padahal, ia sering membawa jasad dalam kondisi mengenaskan, mulai dari yang sudah membusuk hingga korban yang meninggal secara tak wajar.