POSKOTA.CO.ID - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah bukan dimaksudkan untuk membebani masyarakat.
Sebaliknya, langkah ini bertujuan untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang dinilai kurang produktif dan tidak mendukung peningkatan produktivitas.
"Sudah kita jelaskan, semangat efisiensi ini untuk hal yang sekiranya kurang produktif, tidak menumbuhkan produktivitas, hal-hal yang bersifat seremonial, seminar, FGD," ujar Prasetyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Baca Juga: Implementasi Inpres Efisiensi Anggaran di Jawa Barat Jadi Rujukan Kabupaten Kolaka
Fokus pada Penghematan yang Tepat
Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa efisiensi anggaran difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan nasional.
Beberapa contoh yang disebutkan adalah acara seremonial, seminar, dan Focus Group Discussion (FGD) yang seringkali menghabiskan anggaran besar tanpa hasil yang konkret.
Dengan mengurangi alokasi dana untuk hal-hal tersebut, pemerintah berharap dapat mengalihkan anggaran ke sektor-sektor yang lebih prioritas, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Langkah ini diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara lebih efektif.
Dampak Positif bagi Masyarakat
Kebijakan efisiensi anggaran ini diharapkan tidak hanya menghemat pengeluaran negara, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan mengalokasikan dana ke sektor-sektor yang lebih produktif, diharapkan kualitas layanan publik akan meningkat dan pembangunan nasional dapat berjalan lebih optimal.
Prasetyo Hadi menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara penghematan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.