Jaksa Banding Vonis 20 Tahun Bui Terdakwa Kasus 13,8 Juta Pil Narkotika

Selasa 18 Feb 2025, 16:43 WIB
Jaksa mengajukan banding atas vonis Majelis Hakim PN Jakarta Timur 20 tahun penjara terhadap terdakwa Muhammad Haryono, di kasus produksi 13,8 juta pil narkotika. (Sumber: Poskota/Ramot Sormin)

Jaksa mengajukan banding atas vonis Majelis Hakim PN Jakarta Timur 20 tahun penjara terhadap terdakwa Muhammad Haryono, di kasus produksi 13,8 juta pil narkotika. (Sumber: Poskota/Ramot Sormin)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur menjatuhkan vonis 20 tahun penjara kepada Muhammad Haryono, terdakwa kasus produksi 13,8 juta butir pil narkotika jenis PCC dan Excimer.

Vonis ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya meminta Haryono dihukum bui seumur hidup.

Majelis Hakim PN Jakarta Timur yang diketuai Bambang Joko juga menjatuhkan denda Rp 2 miliar kepada Haryono dengan subsider enam bulan kurungan.

“Terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana Pasal 112 ayat (2) jo. 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,” kata JPU Fahmi Iskandar, Selasa 18 Februari 2025.

Menanggapi putusan tersebut, JPU menyatakan tidak puas. “Kami banding,” tegas Fahmi pada Poskota.

Baca Juga: Buronan Kasus Narkotika Ditangkap Kejati DK Jakarta Usai Kabur Bertahun-tahun

Peran Haryono dalam Jaringan Narkotika

Kasus ini bermula saat Haryono menerima tawaran dari seorang buronan berinisial Sandy (DPO) untuk bekerja di bengkel service mesin dengan gaji Rp 15 juta per bulan.

Namun, bengkel tersebut ternyata dijadikan sebagai pabrik narkotika. Untuk keperluan produksi, rumah milik M Ridwan di Kampung Legok Ratih, Desa Tajur, Citeureup, Kabupaten Bogor disewa seharga Rp 13 juta per tahun.

Pada Desember 2023, Sandy bersama rekan-rekannya yang juga berstatus buron, yakni Hartono, Opik, Brehong, dan Asep, mulai memproduksi pil PCC dan pil Heximer di lokasi tersebut.

Baca Juga: Kasus Narkotika Senilai Rp182 Miliar Terbongkar, 35 Orang Ditangkap termasuk Polisi

Sebagai bagian dari sindikat, Haryono ditugaskan untuk mengantar hasil produksi narkotika ke berbagai tempat.

Berita Terkait
News Update