POSKOTA.CO.ID - Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) Paket II seksi Kraksaan-Paiton saat ini memasuki fase akhir dengan progres mencapai 80%.
Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB), Adi Prasetyanto, menyatakan bahwa penggarapan proyek strategis ini ditargetkan selesai pada 22 April 2025.
Jika sesuai rencana, ruas tol sepanjang 34,5 km ini akan dioperasikan secara resmi menjelang momen Lebaran 2025, memperlancar arus mudik dan distribusi logistik di Jawa Timur.
Target Operasional Lebaran 2025
Pembangunan Tol Probowangi Paket II Kraksaan-Paiton merupakan bagian dari megaproyek Jalan Tol Trans Jawa Timur yang menghubungkan Probolinggo hingga Banyuwangi.
Adi Prasetyanto menjelaskan, pembukaan ruas ini akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari Kraksaan ke Paiton dari sebelumnya 1,5 jam menjadi hanya 20 menit.
Selain itu, tol ini akan menjadi penghubung vital antara kawasan industri, pelabuhan, dan destinasi wisata di wilayah Tapal Kuda Jawa Timur.
Dampak Ekonomi dan Dukungan Masyarakat
Keberadaan Jalan Tol Probowangi diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di sektor pariwisata, pertanian, dan perdagangan.
Untuk memastikan pembangunan berjalan lancar, PT JPB terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait penyelesaian lahan serta mitigasi dampak lingkungan.
Persiapan Menuju Operasional Lebaran 2025
Meski progres pembangunan sudah mencapai 80%, PT JPB masih perlu menyelesaikan sejumlah pekerjaan krusial, termasuk pemasangan sistem kelistrikan, rambu lalu lintas, dan uji coba jalan.
Adi Prasetyanto menegaskan, pihaknya berkomitmen mematuhi tenggat waktu April 2025 agar operasional tol dapat dimanfaatkan masyarakat tepat pada musim mudik Lebaran.
Baca Juga: Solusi Atasi Kemacetan Pemerintah akan Bangun Jalan Tol Bogor - Serpong via Parung
Langkah Strategis Pemerintah Tingkatkan Infrastruktur Nasional
Pembangunan Tol Probowangi merupakan wujud nyata program strategis pemerintah dalam memperkuat konektivitas antardaerah.
Dengan total panjang 170 km, tol ini akan menjadi alternatif utama untuk mengurangi kepadatan di jalur pantai utara (Pantura) Jawa Timur.
Kehadirannya juga diharapkan mendukung percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan meningkatkan daya saing daerah di kancang global.