POSKOTA.CO.ID - Pi Network merupakan proyek mata uang digital atau cryptocurrency yang kini sedang hangat dibicarakan dan menarik perhatian dalam skala global, termasuk Indonesia.
Mata uang kripto ini dikembangkan oleh sekelompok lulusan Stanford University dengan rancangan yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan mining atau menambang menggunakan ponsel.
Konsep menambang dari Pi Network ini dianggap hemat, karena tidak perlu menggunakan perangkat khusus serta konsumsi energi besar seperti menambang Bitcoin.
Sebagai tambahan informasi, koin ini belum bisa diperjualbelikan di pasar kripto karena masih dalam tahap pengembangan dan uji. Peluncuran akan secara resmi dilakukan pada 20 Februari 2025.
3 Alasan Harga Koin Pi Network akan Anjlok
Mengutip dari Crypto News, ada beberapa alasan potensi adanya penurunan harga dari Pi Network setelah peluncuran resminya pada 20 Februari 2025 mendatang, yaitu:
Revenge Sell-Off (Penjualan Balas Dendam)
Pengguna Pi Network telah mekakukan aktivitas penambangan selama bertahun-tahun, bahkan telah melewati fase kenaikan harga di pasar kripto pada tahun 2021.
Penundaan peluncuran yang berulang serta adanya penundaan verifikasi know your customer (KYC), membuat penggunanya mulai masuk dalam tahap frustrasi.
Pasca peluncuran resminya, diprediksi adanya sejumlah besar pengguna yang akan bergegas untuk menjual aset digital koin Pi milik mereka untuk mendapatkan keuntungan setelah penantian lama.
Baca Juga: Bitcoin Tidak Termasuk, Ini 5 Pendapatan Pasif Menurut Robert Kiyosaki di Tahun 2025
Tren dengan Konsep ‘Tap-to-Earn Anjlok setelah Peluncuran
Alasan kedua mengapa harga koin ini akan anjlok, yakni karena tren dari mekanisme tokan tap-to-earn sering kali hancur setelah peluncuran resminya.