POSKOTA.CO.ID - Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK terjadi di sejumlah lembaga negara setelah efisiensi anggaran dilakukan oleh pemerintah.
Salah satunya adalah Lembaga Penyiaran Publik radio Republik Indonesia (RRI). Efisiensi anggaran ini dilakukan demi memenuhi target terlaksananya program Makan Gratis untuk anak sekolah.
Dalam siarannya, penyiar RRI mengutarakan curhatannya karena ia terdampak efisiensi anggaran ini dan di rumahkan. "Anak-anak bisa makan siang gratis, namun saat pulang tidak bisa makan malam karena orang tuanya di PKH." begitulah kira-kira curahan sang penyiar.
Baca Juga: AJI Desak Presiden Prabowo Batalkan Efisiensi di Tubuh RRI dan TVRI, Imbasnya Banyak Jurnalis di PHK
Admin Gerindra Buka Suara
Setelah curahan sang penyiar viral, akhirnya admin Gerindra buka suara dalam akunnya dengan menuliskan postingan berikut ini:
"Harusnya tidak begini buntut dari efisiensi anggaran. Arahan Presiden untuk pengelolaan fiskal:
1. Identifikasi dan Penghentian Belanja Pemerintah Tidak Esensial, Tidak Berdampak dan Bocor.
2. Pemusatan Kapasitas Fiskal Pemerintah untuk Belanja Prioritas.
3. Pengelolaan Fiskal yang Adiktif Terhadap Situasi Global dan Nasional.
Ini ada gap sangat besar antara arahan presiden dan pelaksanaan."
Melansir dari akun milik @sadega, Admin Gerindra menegaskan efisiensi anggaran diharapkan diimplementasikan dengan baik dan benar, bukan jadi ajang PHK ugal-ugalan. Diduga ada pihak yang sengaja ingin menjelekkan nama Presiden Prabowo Subianto.