Tangkapan layar hasil pencarian Google kurs rupiah ke dolar AS malam ini. (Sumber: Istimewa)

NEWS

Google Error, Kurs Rupiah Kini jadi Rp0,00012 Per USD, Segini Nilai Sebenarnya di BI

Sabtu 01 Feb 2025, 19:48 WIB

POSKOTA.CO.ID - Warganet Indonesia sedang dihebohkan harga nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS yang menguat jari Rp8 ribu saja.

Penemuan ini pertama kali diketahui petang hari ini, Sabtu 1 Februari 2025 pukul sekitar pukul 17.47 WIB.

Berdasarkan hasil penelusuran dengan kata kunci "IDR to USD" menampilkan data Rp.8.170 saja per USD.

Angka tersebut terasa janggal, dimana data terakhir menunjukkan nilai jual rupiah ke dolar AS masih di angka Rp16 ribuan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat Jadi Rp8.170, BI: Kami Sedang Mengontak Pihak Google

Oleh karena itu, banyak warganet yang juga menyangka bahwa data kurs Rp8 ribu per USD di Google ini error.

Sementara itu, update terbaru hasil pencarian Google sekitar pukul 19.37 WIB kini malah makin janggal menjadi Rp0,00012 per USD.

Dari data tersebut bisa dipastikan bahwa data pencarian Google tentang kurs rupiah ini kemungkinan memang sedang error atau datanya dalam perbaikan.

Sementara itu, jika dicek melalui website resmi Bank Indonesia (BI) kurs jual rupiah ini senilai Rp16.340,30  per dolar AS.

Baca Juga: Kurs 1 Dolar Tiba-Tiba Jadi Rp8.170, Kesalahan Teknis atau Bug Google?

Sedangkan kur beli menurut laman BI adalah Rp16.177,70 per USD.

Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran data dari informasi yang tersebar. Pantau langsung kurs rupiah bisa langsung saja melalui web resmi BI.

Faktor Penentu Nilai Mata Uang

Namun dalam penentuan nilai tukar mata uang sendiri diambil berdasarkan banyak faktor ekonomi, termasuk ekspor, impor, suku bunga, dan inflasi yang terjadi.

1. Inflasi

Inflasi, yang ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan, memiliki dampak signifikan terhadap nilai mata uang. Negara dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi cenderung mengalami pelemahan nilai tukar mata uangnya.

Hal ini disebabkan oleh penurunan daya beli mata uang tersebut. Sederhananya, dengan jumlah uang yang sama, masyarakat tidak bisa lagi membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Anjlok Rp8.170 per Dolar AS, Tanda Menguat atau Google Error?

2. Suku Bunga

Suku bunga, atau biaya pinjaman uang, juga memainkan peran penting dalam menentukan nilai tukar mata uang. Kenaikan suku bunga oleh bank sentral suatu negara dapat menarik minat investor asing. Investor tergiur untuk menanamkan modalnya di negara tersebut karena imbal hasil yang lebih tinggi.

Peningkatan investasi asing ini secara otomatis meningkatkan permintaan terhadap mata uang negara tersebut, yang pada akhirnya mendorong nilai tukarnya menguat.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang solid mencerminkan prospek cerah suatu negara di masa depan. Hal ini menjadi daya tarik bagi investor asing untuk berinvestasi. Injeksi modal asing ini akan meningkatkan permintaan terhadap mata uang negara tersebut, sehingga nilai tukarnya pun terkerek naik.

4. Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan, yaitu selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara, juga memengaruhi nilai tukar mata uang. Surplus perdagangan, di mana nilai ekspor lebih besar dari impor, akan meningkatkan permintaan terhadap mata uang negara tersebut.

Pasalnya, pihak asing membutuhkan mata uang tersebut untuk membeli barang-barang ekspor negara tersebut. Kondisi ini akan berujung pada penguatan nilai tukar mata uang.

5. Spekulasi

Spekulasi dalam pasar valuta asing adalah aktivitas jual beli mata uang dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari perubahan nilai tukar di masa depan.

Jika banyak spekulan yang memprediksi nilai suatu mata uang akan meningkat, mereka akan berbondong-bondong membeli mata uang tersebut. Peningkatan permintaan ini akan mendorong nilai mata uang tersebut naik, sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.

6. Kebijakan Pemerintah dan Bank Sentral

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral, seperti kebijakan moneter dan fiskal, memiliki pengaruh terhadap nilai tukar mata uang. Sebagai contoh, kebijakan bank sentral untuk menurunkan suku bunga dapat melemahkan nilai mata uang negara tersebut.

7. Faktor Geopolitik

Peristiwa geopolitik, seperti perang, konflik, atau ketidakstabilan politik, dapat memicu gejolak nilai tukar mata uang.

Saat perang terjadi di suatu negara, investor cenderung menarik modal mereka keluar dari negara tersebut. Hal ini menyebabkan nilai mata uang negara tersebut melemah drastis.

Tags:
dolar ASGoogle rupiahkurs rupiah hari ini

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor