JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Transportasi Umum di kota-kota besar, terutama di Jakarta masih rawan terjadi pelecehan seksual yang menimpa penumpang perempuan. Terakhir, seorang wanita berinisial I (19) nekat melompat dari angkot Jaklingko setelah hendak dilecehkan oleh pria mabuk di dalam angkot.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary menyampaikan bahwa selama satu tahun terakhir (2024) ada sebanyak 11 pelecehan seksual yang terjadi di transportasi umum di Jakarta. Namun angka tersebut belum termasuk kasus yang menimpa korba pada Minggu, 12 Januari 2025 lalu
"Jumlah kasus di transportasi umum 2024 total sejumlah 11 kasus yang melapor dan tercatat di UPT PPPA DKI Jakarta," ujar Miftahulloh Tamary, saat dihubungi Poskota, Minggu, 19 Januari 2025.
Baca Juga: Dilaporkan karena Kekerasan Seksual, Guru Ngaji di Ciledug Mangkir 2 Kali Panggilan
Dari belasan kasus yang terjadi sepanjang tahun 2024 di Jakarta, usia korban cukup bervariasi, mulai dari anak perempuan berusia sembilan tahun hingga perempuan dewasa yang sudah berusia 46 tahun. Namun, rata-rata usia korban pelecehan seksual di transportasi umum sekitar 20 tahunan.
Sementara itu tempat kejadian perkara pelecehan seksual yang paling sering terjadi di transportasi online jenis kendaraan roda empat.
Kemudian disusul oleh transportasi angkutan perkotaan (Angkot). Namun angka kasus pelecehan seksual di transportasi umum tersebut hanya yang dilaporkan ke pihaknya.
"Usia 9 sampai dengan 46 tahun, rata-rata 20-an tahun. Taksi atau mobil online empat kali, angkota tiga kali, KRL dua kali, ojek online satu kali dan Bus TransJakarta sebanyak satu kali," kata Miftahulloh Tamary.
Miftahulloh Tamary tidak menampik jika ada korban pelecehan seksual di tranportasi umum yang tidak melaporkan ke pihaknya. Namun, ia menegaskan bahwa kekerasan seksual adalah kesalahan pelaku, bukan korban.
Setiap orang berhak merasa aman di mana saja. Namun penting untuk diperhatikan mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual saat menggunakan transportasi umum.
"Perlu waspada dan tetap fokus, pilih tempat duduk yang cukup aman dan Berani menolak, contohnya Jika ada yang mencoba mengganggu atau menyentuh dengan cara yang tidak senonoh, ucapkan dengan tegas “jangan sentuh saya atau hentikan sembari menunjukan tidak menerima perlakuan tersebut," imbau Miftahulloh Tamary.