POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penyaluran bantuan sosial.
Salah satu langkah inovatif yang sedang digodok adalah penerapan skema baru untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan memanfaatkan teknologi government technology (govtech).
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini membocorkan detail skema tersebut yang menekankan penggunaan barcode dan sistem digital terintegrasi.
Barcode sebagai Kunci Ketepatan Sasaran BLT
Poin penting dalam skema baru penyaluran BLT ini adalah penggunaan teknologi barcode.
Masing-masing penerima BLT akan dilengkapi dengan barcode unik yang terhubung langsung dengan data identitas dan jumlah bantuan yang dialokasikan.
Sistem barcode ini memungkinkan pemerintah untuk memantau penyaluran BLT secara real-time, meminimalisir risiko penyalahgunaan, dan memastikan distribusi bantuan yang lebih merata.
Lebih lanjut, barcode ini juga berfungsi sebagai panduan bagi penerima BLT dalam membelanjakan dana, memastikan penggunaan dana sesuai dengan prioritas yang ditetapkan pemerintah.
"Misalnya di desa itu dia beli telur, ayam, dan sebagainya. Itu akan pegang barcode-nya dibuat," ungkap Luhut dalam konferensi pers di Kantor DEN, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).
Rekening Bank sebagai Wadah Penyaluran BLT Digital
Untuk mendukung implementasi sistem barcode, penerima BLT diwajibkan membuka rekening bank.
Transfer dana BLT akan dilakukan secara digital melalui rekening bank, mengurangi risiko kehilangan atau keterlambatan.