TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Heru, nelayan Pulau Cangkir mengatakan pemasangan pagar laut di perairan Tangerang sepanjang 30,16 kilometer dimulai sejak September 2024 lalu.
"Udah mulai empat bulanan lalu. Sekali nurunin bambu tuh truk konvoi sampai ribuan batang," ujar Heru saat ditemui di Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Jumat, 10 Januari 2024.
Ia menjelaskan, pemasangan pagar bambu tersebut dikerjakan oleh nelayan dari Kecamatan Mauk.
Biasanya, kata dia, jumlah nelayan pemasang bambu tersebut sebanyak 10 orang.
"Ada kali 10 orang. Pakai tiga kapal nelayan. Tapi bukan dari nelayan sini (Pulai Cangkir) tapi dari Kecamatan sebelah (Mauk)," ungkapnya.
Baca Juga: Pagar Laut di Tangerang Rugikan Nelayan Pulau Cangkir
Heru menyebut, nelayan Pulau Cangkir sempat ditawarkan untuk menjadi pemasang bambu pagar Laut Tangerang tersebut. Namun nelayan Pulau Cangkir tidak berkenan dan menolaknya.
"Kita sempat ditawarin juga sama RT buat masang-masangin. Dibayar harian gitu Rp 120 ribu sampai Rp 125 ribu. Tapi kami tidak mau," ungkapnya.
Diketahui, akibat adanya pagar bambu tersebut nelayan Pulau Cangkir merugi, baik dari alat-alat yang rusak maupun pendapatan hasil melaut.
Pasalnya, sejak ada pagar misterius tersebut nelayan harus memutar dan mencari jalan lain untuk dapat ketengah laut dan membutuhkan bahan bakar lebih dari biasanya.