POSKOTA.CO.ID - Sosiolog dari Universitas Nasional, Sigit Rohadi menyoroti kasus pembunuhan bocah diduga dibunuh orang tuanya di kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
"Terjadinya pembunuhan itu tindakan yang memerlukan keberanian, memerlukan nyali apalagi anaknya sendiri. Jelas yang bersangkutan ini mendapat tekanan, bisa tekanan sosial, bisa tekanan ekonomi dan psikologi," ujar Sigit saat dihubungi, Kamis, 9 Januari 2025.
Apalagi, lanjut Sigit, mereka hidup di jalanan sebagai gelandangan, sehingga tekanan ekonomi dipastikan sangat besar.
Menurutnya, bagi seorang gelandangan, anak atau keluarga itu menjadi beban. Dengan demikian, Sigit menilai kasus tersebut adalah gambaran buruknya kepedulian pemerintah daerah (pemda) terhadap masyarakat yang kurang beruntung.
Baca Juga: Orang Tua Habisi Anak di Tambun Selatan Bekasi, Kriminolog: Faktor Ekonomi
"Ini bukan sekadar anak dibunuh oleh orang tuanya. Ini tentu menjadi persoalan pemerintah daerah di mana peristiwa itu terjadi, juga ketidakpedulian masyarakat sekitar," terang Sigit.
Sigit menyebut, kasus pembunuhan yang saat ini ditangani oleh Polda Metro Jaya itu imbas kurangnya pedulian pemerintah setempat terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar. Kelalaian pengawasan membuat insiden pembunuhan sadis itu terjadi.
"Jadi tidak boleh dilihat hanya ayah membunuh anak karena tekanan, tidak bisa seperti itu. Meskipun hanya satu peristiwa tapi ini memberi gambaran betapa buruknya tata kelola dinas sosial dan perlindungan anak di Kota Bekasi," kata Sigit.
Lebih lanjut, Sigit menyebut, jika saja institusi sosial primer bekerja dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan kasus pembunuhan keluarga gelandangan itu tidak akan terjadi. Maka, kinerja Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat harus dievaluasi.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembuang Anak di Ruko Tambun Bekasi
"Kenapa ini terjadi di wilayah itu berarti kan wilayah itu tidak, daerah itu tidak mempunyai program perlindungan anak bahkan terhadap fakir miskin," keluh Sigit.