Kala Pencemaran Batu Bara dan Upah Menggerakkan Masyarakat Membersihkan Lingkungan Pantai Pulau Popole

Rabu 08 Jan 2025, 17:43 WIB
Puluhan warga dari Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, saat tengah membersihkan batu bara di pantai Pulau Popole. (Sumber: Poskota/Samsul Fatoni)

Puluhan warga dari Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, saat tengah membersihkan batu bara di pantai Pulau Popole. (Sumber: Poskota/Samsul Fatoni)

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Puluhan warga nelayan dari Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, bergerak membersihkan tumpahan batu bara yang mencemari kawasan pantai Pulau Popole.

Kejadian pencemaran ini terjadi akibat tumpahnya muatan batu bara dari kapal tongkang yang kandas beberapa pekan lalu, akibat cuaca ekstrim yang melanda perairan Selat Sunda.

Kapal tongkang yang mengangkut batu bara dari PLTU II Labuan terdampar di perairan dekat pantai Pulau Popole, menyebabkan sebagian besar muatannya tumpah ke laut.

Dampaknya, kawasan pantai ini dipenuhi dengan tumpahan batu bara yang mencemari lingkungan sekitar.

Baca Juga: Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara Masih Dibiarkan Terdampar di Perairan Pulau Popole Pandeglang

Tumpahan Batu Bara Tak Segera Dievakuasi

Meskipun kejadian tersebut telah terjadi lebih dari tiga pekan lalu, kapal tongkang dan tumpahan batu bara belum dievakuasi oleh pihak perusahaan.

Hal ini mendorong masyarakat nelayan dari Desa Cigondang untuk turun tangan membersihkan pantai dari pencemaran yang semakin meluas.

Puluhan warga yang terlibat dalam pembersihan ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Batu bara yang berhasil dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam karung dan ditumpuk di kawasan Pulau Popole.

Upah per Karung Batu Bara

Seorang anak dari Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, turut membersihkan batu bara di pantai Pulau Popole. (Sumber: Poskota/Samsul Fatoni)

Warga setempat, seperti Pipit, mengungkapkan bahwa mereka diberi imbalan sebesar Rp 10 ribu per karung batu bara yang berhasil mereka kumpulkan.

Sejak dimulai pada 7 Januari 2025, Pipit dan puluhan warga lainnya telah bekerja keras membersihkan pantai ini, dengan penghasilan yang bervariasi tergantung jumlah batu bara yang berhasil dikumpulkan.

Berita Terkait
News Update