POSKOTA.CO.ID – Kecelakaan terbaru di Tol Cipularang, KM 97 arah Bandung, yang melibatkan 6 enam kendaraan, Minggu 5 Desember 2025, menambah statistik kecelakaan di jalur tersebut.
Jalan tol yang membentang di antara perbukitan ini menyimpan beberapa rahasia di balik statistik kecelakaan yang mengkhawatirkan.
Kami akan mengupas tuntas faktor-faktor penyebab kecelakaan di Tol Cipularang yang perlu diketahui.
Baca Juga: Misteri Angkernya Tol Cipularang KM 97: Mitos Minta Tumbal Penunggu Gunung Hejo
Kondisi Jalan: Tanjakan, Turunan, dan Tikungan Tajam
Berdasarkan laporan Komite Nasional Keselamatan Berkendara (KNKT), salah satu faktor utama penyebab kecelakaan di Tol Cipularang adalah kondisi jalannya sendiri.
Jalan tol ini terkenal dengan tanjakan dan turunan yang cukup curam, serta tikungan tajam yang membutuhkan konsentrasi dan kontrol kendaraan yang ekstra.
Kondisi jalan yang kurang ideal, seperti kerusakan aspal atau marka jalan yang pudar, semakin memperparah risiko kecelakaan.
Tidak jarang truk mengalami hilang kendali. Selain itu, minimnya penerangan jalan di beberapa titik juga meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di malam hari.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 97, Tidak Ada Korban Jiwa
Cuaca Ekstrem: Kabut, Hujan, dan Angin Kencang
Cuaca di daerah Cipularang dikenal cukup ekstrem. Kabut tebal seringkali menyelimuti jalan tol, mengurangi jarak pandang pengemudi.
Hujan deras juga dapat menyebabkan jalan licin dan mengurangi daya cengkeram ban dan itulah yang meningkatkan risiko aquaplaning.
Angin kencang, terutama di area perbukitan, dapat membuat kendaraan menjadi tidak stabil, terutama bagi kendaraan berukuran besar seperti bus dan truk.
Kombinasi cuaca buruk ini menciptakan kondisi jalan yang sangat berbahaya dan meningkatkan potensi kecelakaan.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang KM 97, 2 Korban Luka Dievakuasi
Perilaku Pengemudi
Faktor manusia, atau perilaku pengemudi, merupakan penyebab utama kecelakaan di mana pun, termasuk di Tol Cipularang.
Kelelahan, mengantuk, dan mengemudi dalam keadaan mabuk merupakan penyebab umum kecelakaan. Kecepatan berlebih, ugal-ugalan, dan kurangnya disiplin dalam berkendara juga menjadi penyebab kecelakaan.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga jarak aman antar kendaraan juga dapat menyebabkan kecelakaan beruntun.
Penggunaan handphone saat mengemudi, meskipun sudah dilarang, masih sering terjadi dan sangat berbahaya.
Baca Juga: Imbas Kecelakaan KM 97 Tol Cipularang, Kondisi Lalu Lintas Arah Bandung Macet Parah
Kepadatan Lalu Lintas: Kemacetan dan Tekanan
Kepadatan lalu lintas, terutama pada musim liburan atau akhir pekan, dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Kemacetan menyebabkan pengemudi frustasi dan cenderung mengambil risiko yang tidak perlu.
Kondisi jalan yang sempit dan kurangnya ruang manuver semakin memperparah situasi.
Tekanan untuk mengejar waktu dan mencapai tujuan dengan cepat juga dapat mendorong pengemudi untuk mengemudi secara tidak hati-hati.
Kurangnya Kesadaran dan Edukasi Keselamatan Berkendara
Kurangnya kesadaran dan edukasi keselamatan berkendara di kalangan masyarakat juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Banyak pengemudi yang kurang memahami pentingnya memeriksa kondisi kendaraan sebelum perjalanan, atau kurang memahami rambu-rambu lalu lintas.
Program edukasi yang lebih gencar dan menyeluruh bagi pengendara sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku berkendara yang aman.
Kecelakaan di Tol Cipularang merupakan masalah yang kerap terjadi dan membutuhkan solusi yang tepat.
Perbaikan infrastruktur jalan, peningkatan sistem peringatan dini cuaca, penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelanggaran lalu lintas, dan kampanye edukasi keselamatan berkendara yang intensif merupakan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan secara bersama-sama.
Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan meningkatkan kesadaran dan disiplin berkendara, kita dapat mengurangi angka kecelakaan di Tol Cipularang.