Makan Bergizi Gratis Dinilai Tak Ideal, Ahli Gizi Sarankan Ini ke Pemerintah

Sabtu 04 Jan 2025, 20:07 WIB
Sejumlah siswa saat menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 01 Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 3 September 2024. (Sumber: Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

Sejumlah siswa saat menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 01 Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 3 September 2024. (Sumber: Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

POSKOTA.CO.ID - Spesialis Gizi Klinik, Jovita Amelia menyarankan, Makan Bergizi Gratis (MBG) dibuat dari bahan makanan lokal supaya harganya lebih terjangkau.

Menurutnya, dengan harga terjangkau, gizi dalam satu porsi MBG tetap bisa memenuhi kebutuhan anak atau penerima program.

"Soalnya biasanya kalau budget terbatas yang kurang itu protein, tapi karbo seperti nasi bisa banyak," kata Jovita melalui pesan singkat, Sabtu, 4 Januari 2025.

Jovita mengatakan, menu makanan pada MBG sebaiknya jangan melulu digoreng. Selain itu, lauk juga tidak berasal dari makanan yang telah diproses, semacam sosis atau nugget.

Baca Juga: Praktisi Kesehatan Sarankan Harga Makan Bergizi Gratis per Porsi Ditambah

"Jenis masakannya juga kalau bisa jangan selalu gorengan dan sumber proteinnya juga jangan dari makanan proses seperti nugget atau sosis atau makanan kaleng lainnya," ujarnya.

Secara umum, ia berharap, program MBG dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, baik dari segi makro maupun mikronutrien.

"Semoga makanan bergizi ini dapat memenuhi kebutuhan gizi anak dari segi makro dan mikronutrien," ungkapnya.

Sementara itu, Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama menyarankan, pemerintah menambahkan harga untuk satu porsi MBG. Menurutnya, penambahan tersebut digunakan untuk susu.

Baca Juga: Bersiap, Program Makan Bergizi Gratis Usulan Presiden Prabowo Akan Dimulai pada 6 Januari 2025 Ini

"Sebaiknya yang ideal Rp15 ribu menurut saya bisa pakai susu. Atau minimal enggak pakai susu tapi sesuai konsep isi piringku yang harus ada sayur dan buah, lalu lauk pauk itu Rp12 ribu," jelasnya.

Untuk mencakup kebutuhan gizi, Ngabila mengatakan masyarakat bisa menerapkan konsep Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Setengah piring adalah sayur dan buah, makin berwarna warni akan lebih bagus. Setengah piring lainnya adalah karbohidrat/nasi, lauk, pauk kaya protein hewani. Bisa juga nabati dan lemak tentunya dengan komposisi seimbang," jelasnya.

Selain itu, Ngadila menyebut konsumsi gula mesti dikurangi. Pasalnya, gula berlebih mengakibatkan tubuh rentan terserang penyakit.

Berita Terkait

News Update