Saat kejadian sekitar pukul 04.20 WIB, asisten rumah tangga (ART) untuk pasangan lansia tersebut, Suparti, 50 tahun, sempat berusaha menolong Thyi untuk keluar dari rumah yang sudah terbakar itu. Namun Thyi menolak pergi keluar rumah. Ia lebih memikirkan sang kekasih yang telah mendampinginya selama berpuluh-puluh tahun.
"Tapi engkoh malah menolak, dan berusaha menolong istrinya yang ada di lantai dua. (Padahal) engkoh ini sudah ada di lantai bawah rumah saat kejadian. Tapi malah naik tangga ke atas, lantai dua, untuk menyelamatkan istrinya," jelas Satiri.
Alhasil, saksi ART Suparti berhasil selamat. Lain nasib dengan engkoh dan enci, yang tidak tertolong karena tewas terpanggang terjebak kepungan api yang sudah besar.
Baca Juga: Kebakaran Menteng, 15 Rumah Ludes dan 87 Jiwa Terdampak
Jasad kedua korban baru ketahuan setelah hangus menjadi arang dan api dapat dipadamkan oleh petugas Damkar Jakarta Pusat. Dua jenazah itu langsung dievakuasi ke RS Cipto oleh petugas Damkar. Saat kejadian, di dalam rumah hanya ada tiga orang, yaitu pasutri yang tewas dan seorang ART.
"Antisipasi penjarahan puing-puing bangunan sisa kebakaran oleh para pemulung, sama tim dari kelurahan akan dipasang seng untuk menutup sekitar lokasi kejadian," tambah Satiri.
Berdasarkan pantauan Poskota dari lokasi kejadian, tampak sisa-sisa puing bangunan yang terbakar sebagian sudah rata dengan tanah. Bangunan rumah itu seolah remuk dimakan api. Bangunan permanen yang berada di jalan utama tersebut masih terpasang garis polisi.
Kasudin Gulkarmat Jakarta Pusat, Asril Rizal mengatakan, dua jenazah korban ditemukan petugas di tempat berbeda. Korban pria dan wanita lansia itu ditemukan di lantai dasar. Saat itu petugas menerima laporan warga bahwa telah terjadi kebakaran.
"Objek yang terbakar bangunan rumah. Total pengerahan 20 unit dengan 100 personel. Api dapat dipadamkan sekitar pukul 07.30 WIB," katanya.
Kesulitan anggota dalam proses pemadaman api, lanjut Asril, yaitu jauh dari sumber air. "Proses pemadaman agak memakan waktu lama karena hambatan sumber air yang jauh," ungkapnya.
Adapun penyebab kebakaran, menurut Rizal, diduga masalah korsleting listrik dari warung makan warteg yang mengeluarkan percikan api. "Saat sedang masak, pemilik warteg Pak Agus melihat percikan api di dapur. Panik meminta bantuan ke perangkat lingkungan RT, api sudah membesar dan melalap tiga bangunan rumah usaha sebelahnya," ungkap Asril.
Area yang terbakar luasnya 10 kali 22 meter persegi, dengan jumlah tiga keluarga dan delapan jiwa berhasil diselamatkan. "Untuk kedua korban yang tewas terjebak di dalam rumah. Sudah dievakuasi petugas dibawa ke Palang Hitam. Selanjutnya kasus ini kita serahkan ke pihak kepolisian," katanya.