POSKOTA.CO.ID – Ada kabar terbaru mengenai penyelidikan kecelakaan pesawat Azerbaijan. Dalam laporan terbaru disebutkan bahwa rudal Rusia adalah penyebab kejadian mematikan tersebut.
Pejabat Azerbaijan yang dikutip dalam beberapa laporan mengatakan bahwa penerbangan Azerbaijan Airlines 8432 ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia.
Penerbangan Azerbaijan Airlines 8432 jatuh di dekat kota Aktau pada Rabu, 25 Desember 2024 saat dalam perjalanan ke Grozny, ibu kota wilayah Chechnya di Rusia selatan.
Diduga ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia, kecelakaan tersebut menewaskan 38 orang dan melukai 29 lainnya.
Kemudian Azerbaijan Airlines menangguhkan sejumlah penerbangan ke kota-kota Rusia pada Jumat, 24 Desember 2025.
Mereka mengatakan temuan awal menunjukkan kecelakaan itu disebabkan oleh gangguan eksternal fisik dan teknis yang tidak dijelaskan secara rinci.
Rashan Nabiyev, menteri pengembangan digital dan transportasi Azerbaijan mengatakan pada Jumat bahwa kesimpulan awal oleh para ahli mengarah pada dampak eksternal sesuai kesaksian saksi.
"Jenis senjata yang digunakan dalam benturan akan ditentukan selama penyelidikan," kata Nabiyev dalam keterangannya kepada media, melansir Al Jazeera.
Pada Kamis, 26 Desember 2024, para pejabat menyimpulkan bahwa rudal antipesawat Rusia yang menjadi penyebabnya.
Euronews, The Wall Street Journal, Anadolu Agency, dan kantor berita Reuters melaporkan, media-media tersebut mengutip sumber anonim yang mengetahui penyelidikan tersebut.
Reuters misalnya, mengutip sumber yang mengatakan pesawat itu dihantam oleh baterai Pantsir-S Rusia setelah komunikasinya dilumpuhkan sistem peperangan elektronik saat mendekati Grozny.
“Penembakan terhadap pesawat itu diyakini tidak disengaja,” jelas Reuters saat mengutip keterangan dari sumber tersebut.
Euronews mengutip sumber pemerintah yang mengatakan bahwa pesawat tidak diizinkan mendarat di Rusia saat pilot meminta pendaratan darurat dan malah diarahkan terbang melintasi Laut Kaspia.
Badan Transportasi Udara Federal Rusia awalnya mengatakan bahwa pesawat itu terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah menabrak sekawanan burung.
Laporan keterlibatan Rusia muncul setelah para ahli penerbangan menduga pertahanan udara Rusia kemungkinan besar harus disalahkan, berdasarkan kerusakan yang terlihat pada bagian ekor pesawat.
Embraer 190 telah terbang di atas sebagian wilayah Kaukasus Utara Rusia yang telah menjadi sasaran pesawat nirawak Ukraina dalam beberapa minggu terakhir.
Dan Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh puluhan pesawat nirawak pada Selasa malam dan Rabu pagi.
Rekaman pesawat yang tertabrak di media sosial menunjukkan pesawat itu melakukan penurunan tajam sebelum menghantam tanah dan terbakar.
Rusia telah memperingatkan terhadap spekulasi tentang penyebab kecelakaan itu. Dan Kremlin menolak berkomentar tentang klaim tentang rudal Rusia yang bertanggung jawab.
"Adalah salah untuk membuat hipotesis apa pun sebelum kesimpulan investigasi," jelas Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Terpisah, kepala badan penerbangan sipil Rusia, Dmitry Yadrov, mengatakan pesawat nirawak Ukraina menyerang Grozny saat pesawat itu mencoba mendarat di sana, sebelum jatuh di Kazakhstan.
Yadrov mengatakan di Telegram bahwa ada kabut tebal di atas Grozny saat insiden itu terjadi dan kondisi hari itu dan pada jam-jam tersebut di sekitar bandara sangat rumit.
"Pesawat nirawak militer Ukraina sedang melakukan serangan teroris terhadap infrastruktur sipil pada saat itu," katanya.
“Karena bahaya yang ditimbulkan oleh pesawat nirawak, tidak ada keberangkatan dan kedatangan yang diizinkan di Grozny dan pesawat harus dialihkan,” tambahnya.
Kazakhstan yang juga menyelidiki kecelakaan itu, menolak untuk berspekulasi tentang penyebabnya sebelum merilis temuannya sendiri.
Pada Kamis, Azerbaikan mengadakan hari berkabung untuk para korban kecelakaan. Mereka mengheningkan cipta saat bendera nasional diturunkan dan lalu lintas terhenti di seluruh negeri.
"Ini adalah tragedi besar yang telah menjadi kesedihan yang luar biasa bagi rakyat Azerbaijan," kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.